DIDALAM politik kita tidak boleh sampai membenci, mencaci maki, atau bahkan menghardik lawan. Kita harus kembali kepada kepribadian asli bangsa Indonesia dari seluruh suku.
Begitulah kira-kira kalimat pidato seorang negarawan Presiden Prabowo Subianto, di kegiatan puncak peringatan HUT ke-60 tahun Partai Golkar, di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) malam.
Melalui pidato politiknya tersebut, Pak Prabowo membuktikan sebagai alumni Partai Golkar yang sudah matang dalam berpolitik, memiliki jiwa seorang negarawan yang selalu mengedepankan kepentingan bangsa.
Bahkan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia sampai mengatakan, jika dasi kuning yang dipakai Pak Prabowo menunjukan bahwa ‘doktrin kekaryaan’ Partai Golkar masih melekat dalam hati sanubari seorang Prabowo Subianto.
Sehingga Presiden RI ke-8 selalu mengedepankan nilai-nilai prinsip mikul dhuwur mendem jero, mengangkat hal-hal kebaikan dan memendam hal-hal yang negatif, baik itu saat sebagai seorang ketua partai politik maupun sebagai negarawan.
Pak Prabowo memang pernah kalah pada konvensi Partai Golkar untuk bisa maju sebagai calon presiden pada tahun 2004. Tetapi 20 tahun kemudian berhasil menjadi Presiden Republik Indonesia.
Fakta sejarah perpolitik di Indonesia ini sampai pada sebuah keyakinan ucapan seorang Waliyullah almarhum KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang pernah mengatakan, bahwa Pak Prabowo akan menjadi Presiden di hari tuanya. Dan saya termasuk orang yang meyakini kalimat pernyataan itu.
Melalui tulisan ini, saya tidak hanya sekedar ingin menyampaikan ‘arti dasi kuning Pak Prabowo’ di puncak peringatan HUT Golkar ke-60 tahun. Lebih dari itu, saya juga ingin menyampaikan agenda politik Partai Golkar dalam membenahi sistem demokrasi seperti yang disampaikan Ketum Golkar.
Atas izin Pak Prabowo, Golkar akan berpartisipasi aktif di dalam merumuskan formulasi baru terhadap sistem politik di Indonesia yang berbiaya tinggi. Seperti yang disampaikan Ketum Golkar, harus ada formulasi yang tepat untuk sistem politik yang benar-benar baik untuk rakyat dan negara, demi mewujudkan cita-cita proklamasi.
Izin mengutif pernyataan Ketum Golkar, Partai Golkar akan memulai dialektika ini, kami akan merumuskan, kami akan memberikan satu pemikiran-pemikiran yang baik.
Karena tujuan negara bukan hanya demokrasi. Demokrasi hanya instrumen untuk mencapai tujuan politik. Sementara tujuan negara adalah mensejahterakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut mengambil bagian dalam ketertiban dunia.
Penulis
ABDUL AZIS, SE
Anggota DPRD Karawang/Politisi Partai Golkar