Selasa, Oktober 21, 2025
spot_img

RDP Dugaan Malapraktik RS Hastien Berujung Ricuh

KARAWANG – Suasana tegang menyelimuti ruang Paripurna DPRD Kabupaten Karawang, Senin (20/10/2025). Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV yang seharusnya menjadi ajang klarifikasi terkait dugaan malapraktik di RS Hastien Rengasdengklok, justru berakhir ricuh.

Kericuhan itu dipicu oleh sikap emosional Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Karawang, Endang Suryadi, yang dinilai tidak kooperatif dan gagal menunjukkan hasil audit kasus kematian Mursiti (62), warga Bekasi, yang meninggal usai menjalani operasi di rumah sakit tersebut.

RDP tersebut dihadiri oleh jajaran Komisi IV DPRD Karawang, perwakilan Dinas Kesehatan, manajemen RS Hastien, serta LBH Bumi Proklamasi, Forum Karawang Utara Bergerak (FKUB), dan keluarga korban yang datang bersama kuasa hukumnya.

Forum awalnya berjalan normal, hingga tiba saat Dinas Kesehatan diminta memaparkan hasil audit internal terkait dugaan malapraktik.

Namun, ketika diminta menunjukkan dokumen resmi yang disebut telah “final”, Kadinkes tak mampu menyerahkan satu pun berkas.

Berita Lainnya  Wanita Asal Bekasi Dicabuli Dukun Karawang, Diancam akan Dibunuh Terpaksa Layani 2 Kali dalam Semalam

“Dinas Kesehatan tidak bisa menunjukkan hasil investigasi yang dijanjikan. Kami tidak tahu apakah audit itu benar-benar sudah dilakukan atau belum,” kata Ari Priya Sudarma, kuasa hukum keluarga korban, usai rapat.

Ari menilai, kegagalan Dinkes menunjukkan dokumen memperkuat dugaan bahwa pernyataan “audit telah selesai” hanya bersifat klaim sepihak tanpa dasar tertulis.

“Publik disuguhi pernyataan bahwa tidak ada malapraktik, tapi dokumen auditnya tidak pernah muncul. Ini soal nyawa manusia dan akuntabilitas pelayanan kesehatan,” tegasnya.

Situasi forum memanas. Suara meninggi, meja sempat dipukul, dan suasana berubah gaduh.

Beberapa anggota dewan berupaya menenangkan, namun perdebatan tak terkendali setelah Kadinkes disebut menunjukkan sikap arogan dan menolak menjawab secara substantif.

Menurut Angga Dhe Raka, Ketua Forum Karawang Utara Bergerak (FKUB), sikap Kadinkes mencerminkan lemahnya etika birokrasi dan disiplin pejabat publik.

Berita Lainnya  Dedi Mulyadi Siapkan Sanksi bagi Penunggak Pajak Kendaraan Bermotor

“Dia bilang ke media kasus ini sudah final dan tidak ada malapraktik. Tapi saat ditanya buktinya, tidak ada satu pun dokumen resmi. Ini ironis dan berpotensi menyesatkan publik,” ujarnya.

Angga juga menyebut, hingga kini anggota Komisi IV DPRD sendiri belum pernah menerima salinan hasil audit dari Dinas Kesehatan.

“Kalau dewan saja belum dapat, bagaimana bisa Kadinkes berani menyatakan kasusnya sudah final? Ini bukan sekadar masalah teknis, ini soal integritas,” tegasnya lagi.

Dalam forum yang dihadiri banyak pihak itu, Kadinkes disebut beberapa kali meninggikan suara dan bersikap defensif.

“Saat kami minta klarifikasi dan dokumen audit, beliau justru membentak. Padahal ini forum resmi DPRD, bukan ruang pribadi,” ungkap Angga.

Ia menilai, tindakan emosional itu mencoreng citra birokrasi kesehatan Karawang.

Berita Lainnya  RDTR Tak Kunjung Disahkan, Tata Ruang Karawang 'Semrawut'

“Dinkes seharusnya datang membawa data, bukan amarah. Kalau memang tak ada malapraktik, tunjukkan buktinya, selesai.”

Karena suasana tidak kondusif, pimpinan Komisi IV DPRD Karawang akhirnya menghentikan rapat lebih awal.

Forum sepakat akan menjadwalkan ulang RDP dengan menghadirkan kembali seluruh pihak terkait, termasuk keluarga korban dan manajemen rumah sakit, agar ada kejelasan tertulis dan resmi.

Bagi FKUB dan kuasa hukum keluarga korban, insiden ini menjadi sinyal kuat bahwa persoalan transparansi di tubuh Dinas Kesehatan Karawang perlu disorot serius.

“Rakyat menunggu kejelasan, bukan kemarahan. Bupati harus mengevaluasi kinerja Kadinkes,” tandas Angga Dhe Raka. (zen)

Sumber : JabarPublisher

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Kenaikan Pajak 620%, Pemda Karawang Digugat ke Mahkamah Agung

KARAWANG - Surat Keputusan (SK) Bupati Karawang Nomor : 973/Kep.502-Huk/2021 tentang penyesuaian Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) digugat ke Mahkamah Agung...

PERADI : Kades Sumur Kondang Bisa Dipidana

KARAWANG - Polemik rekrutmen tenaga kerja, realisasi CSR hingga pengelolaan limbah ekonomis di PT. Multi Indo Mandiri (MIM), Desa Sumurkondang, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang...

Revitalisasi Taman i Love Karawang, Satpol PP Minta PKL Segera Bongkar Lapak

KARAWANG - Para Pedagang Kaki Lima (PKL) Taman I Love Karawang diminta segera bongkar lapak dan mengosongkan area tempat mereka biasa berdagang. Surat pemberitahuan...

Jadi Tersangka Kasus Penipuan, Dirus Perumda Tirta Bhagasasi Belum Ditahan

BEKASI - Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan, namun Direktur Usaha (Dirus) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bhagasasi, Ade Efendi Zarkasih (AEZ), belum...

Puluhan Siswa Purwakarta Keracunan Usai Santap Nasi Kotak di Acara Parade Drumband

PURWAKARTA - Suasana Puskesmas Maniis, Kabupaten Purwakarta, tampak penuh sesak pada Senin (20/10/2025) sore. ‎ ‎Pantauan Tribunjabar.id di lokasi, puluhan pelajar laki-laki dan perempuan terbaring di...

Peristiwa

Puluhan Siswa Purwakarta Keracunan Usai Santap Nasi Kotak di Acara Parade Drumband

PURWAKARTA - Suasana Puskesmas Maniis, Kabupaten Purwakarta, tampak penuh sesak pada Senin (20/10/2025) sore. ‎ ‎Pantauan Tribunjabar.id di lokasi, puluhan pelajar laki-laki dan perempuan terbaring di...

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI