Jumat, Juli 25, 2025
spot_img

Kebijakan KDM Soal Jam Masuk Sekolah juga Mulai Dikeluhkan Buruh

KARAWANG – Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi mengenai jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB ternyata tidak hanya dikeluhkan para orangtua siswa yang jarak rumah dengan sekolahnya jauh. Tetapi juga mulai keluhkan kalangan pekerja atau buruh pabrik yang setiap pagi hari harus bermacet-macetan di jalanan.

Pasalnya, semenjak kebijakan tersebut diterapkan, kini kondisi di jalanan Karawang setiap pagi terlihat macet total. Karena antara buruh yang berangkat kerja dengan orang tua siswa yang mengantarkan anaknya ke sekolah berebut jalan untuk mengejar waktu.

Ketua DPC Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Kabupaten Karawang, Dion Untung Wijaya mengatakan, kebijakan KDM tentang jam masuk sekolah tidak relevan diterapkan di daerah industri seperti Karawang. Menurutnya, jam tersebut bertepatan dengan waktu sibuk para buruh berangkat kerja.

Berita Lainnya  Proyek Ambisius Videotron Rp 1,8 Miliar Diskominfo Karawang Disorot

“Sekarang jalanan tambah padat dan membahayakan sejak kebijakan tersebut diterapkan. Ini membingungkan, karena di Jakarta justru diatur agar jam kerja dan jam sekolah tidak bentrok, tapi di Jawa Barat malah sebaliknya,” ujar Dion dilansir dari iNewsKarawang.

KSPSI saat ini tengah mengkaji dampak kebijakan tersebut. Jika hasil evaluasi menunjukkan lebih banyak dampak negatif bagi buruh, Dion memastikan pihaknya akan mengambil langkah tegas.

“Kami akan mulai dengan mengirim surat dan audiensi. Tapi kalau tidak ditanggapi, aksi demonstrasi besar-besaran menjadi opsi terakhir,” katanya.

Berita Lainnya  Peringati HAN 2025, Pemkot Bandung Bagikan 52 Ribu Kartu Identitas Anak

Dion menyebut, saat ini banyak buruh harus terlambat masuk kerja karena kemacetan di jalanan Karawang. Terlebih lagi mereka harus mengantar anaknya ke sekolah lebih pagi. Dampaknya, mereka terancam pemotongan gaji hingga sanksi dari perusahaan.

“Ini dilema. Kalau masuk sekolah jam 7 atau 8 masih bisa diatur. Sekarang lebih repot. Buruh jadi bingung, pilih kerja atau anak,” katanya.

Dion juga menilai kebijakan yang dikeluarkan oleh Dedi Mulyadi terlalu tergesa-gesa tanpa melihat efek jangka panjang terutama bagi para buruh.

“Kebijakan tersebut hanya diterapkan untuk jangka pendek saja, dia (Dedi Mulyadi) tidak mengkaji dulu, jadi seolah-olah kebijakan itu spontan. Jadi jangan disamakan dengan di konten, kebijakan kan menyangkut orang banyak, dan kepentingannya kan beda-beda,” katanya.

Berita Lainnya  Sah! Anak KDM Nikahi Wabup Garut Janda Anak 3, Semoga Samawa

Dion berharap Pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut dan mengembalikan jam masuk sekolah seperti semula.

“Kalau dipaksakan terus, dampaknya serius. Mulai dari gaji dipotong, kondisi kerja turun, sampai ancaman PHK. Buruh tidak boleh jadi korban kebijakan yang tidak matang,” tandasnya.***

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Prabowo Kecam ‘Serakahnomics’, Serukan Perlindungan Produksi Strategis

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya terhadap pelaksanaan Pasal 33 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945 dalam sambutannya pada Peringatan Hari Lahir ke-27 Partai...

Jenal Mutaqin Temui Pengamen Viral yang Ngamuk di Angkot

BOGOR - Secara khusus, Wakil Wali Kota Bogor, Jenal Mutaqin, menyambangi Mapolsek Bogor Tengah, Rabu (23/7/2025). Kedatangannya untuk menemui Dani (29), seorang pengamen yang...

Bandung Arts Festival #11

BANDUNG- Setelah sukses digelar selama satu dekade, Bandung Arts Festival (BAF) kembali hadir dengan semangat baru melalui Bandung Arts Festival ke-11, yang akan berlangsung...

DPRD Bekasi Usulkan Penambahan Gerbang Tol Cibitung-Cilincing

BEKASI - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bekasi mengajukan usulan penambahan gerbang tol baru pada Ruas Cibitung-Cilincing sebagai upaya mengurai kepadatan lalu lintas...

Soroti Polemik di PT. FCC Indonesia, KBC : Ini Bukti Lemahnya Pengawasan Disnaker

KARAWANG - Karawang Budgeting Control (KBC) menyoroti kasus rekrutmen tenaga kerja di PT. FCC Indonesia yang menggandeng Balai Latihan Kerja (BLK) di luar Kabupaten...

Peristiwa

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI