DALAM situasi yang terus berkembang di era globalisasi, peran aktif mahasiswa sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan harus muncul. Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga Pancasila, keutuhan NKRI, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.
Demikian disampaikan Aggota MPR RI Fraksi Gerindra, Hj. Wardatul Asriah, saat menyampaikan materi Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dihadapan 150 orang perwakilan Mahasiswa dari berbagai kampus di Kabupaten Bekasi, 10 Oktober 2025.
Anggota Komisi VIII DPR ini mengatakan, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah hal yang mudah. Banyak tantangan dan masalah yang harus dihadapi bersama.
“Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kewajiban seluruh rakyat Indonesia, karena negara ini tidak hanya terdiri atas satu golongan suku, ras, dan agama, tetapi banyak golongan yang ada di tanah air kita tercinta,” tuturnya.
Di era digital, kata Wardah, mahasiswa menghadapi tantangan baru. Yaitu dimana media sosial akan memberikan platform yang lebih besar bagi mahasiswa untuk menyuarakan pendapat mereka, tetapi juga membuka pintu bagi penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian.
Mahasiswa perlu lebih kritis dalam menggunakan platform digital ini, memastikan bahwa kebebasan yang mereka nikmati tidak digunakan untuk menyebarkan informasi yang tidak akurat atau menimbulkan konflik yang pada akhirnya menganggu keutuhan bangsa.
Oleh karenanya, Wardah mendorong mahasiswa untuk memiliki ambisi yang besar, motivasi yang tinggi, visi jangka menengah hingga jangka panjang, dan tekad pantang menyerah.
Kiprah mahasiswa dalam melakukan perubahan-perubahan di Indonesia merupakan wujud sikap bela negara. Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki mahasiswa seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Penting mahasiswa sebagai warga NKRI untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, serta bekerja sama dalam mitigasi potensi ancaman tersebut demi mempertahankan keutuhan negara,” tandas Wardah.***