Kamis, September 4, 2025
spot_img

Sebut Pemerintah dan Rakyat Sama-sama Koruptif, Pernyataan KDM Kembali Jadi Kontroversi

BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) kembali menjadi sorotan publik. Kali ini soal pernyataan kontroversialnya yang menyebut jika pemerintah dan rakyat sama-sama memiliki sifat koruptif.

Pernyataan tersebut disampaikan KDM saat menjadi pembicara di kegiatan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.

Dalam potongan video yang beredar di media sosial, KDM menekankan bahwa rakyat masa kini berbeda dengan rakyat era 1960-an atau 1970-an.

Menurut Dedi Mulyadi, karakter masyarakat sekarang sama dengan pemimpin, yakni mempunyai potensi serakah.

“Rakyat hari ini adalah rakyat tahun ini yang karakternya sama dengan kita. Sama buasnya, kadang sama serakahnya. Cuma beda tingkatan kekuasaannya,” ujarnya.

“Ini rakyat, Pak. Jadi, sifat koruptif, sifat nepotisme bukan hanya milik politisi kayak Dedi Mulyadi. Enggak usah menunggu orang lain, tetapi juga yang lain juga punya karakter itu, punya karakter serakah,” lanjutnya.

Berita Lainnya  Kalimalang Bakal Disulap Jadi Destinasi Wisata Air dan Kuliner

Sebagai konteks, dalam kesempatan tersebut Dedi Mulyadi menjelaskan tentang program perhutanan sosial yang menurutnya sering disalahgunakan.

Namun, menurut dia, lahan garapan justru dijual dan dialihfungsikan menjadi kawasan permukiman.

Potongan video ucapan Dedi Mulyadi yang menyebut pemerintah dan rakyat sama-sama koruptif itu pun viral di media sosial.

Ucapan Dedi Mulyadi pun menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet.

Tak sedikit warganet yang tidak setuju dan pernyataan tersebut karena pemerintah dan rakyat memiliki kedudukan yang berbeda.

Lantas, apa kata Dedi Mulyadi soal viralnya ucapan tersebut?

Dedi Mulyadi mengatakan bahwa ucapan menyamakan pemerintah dan rakyat memiliki sifat koruptif datang dari pengalamannya.

“Sama, ya sama, saya kan punya pengalaman. Dikasih kios satu, ingin adiknya masuk, pengen saudaranya masuk, ingin menguasai seluruh kios gratis. Kan ada pengalaman,” kata Dedi Mulyadi, dikutip dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025).

Berita Lainnya  Polisi Gerebek Rumah Judol di Karawang, 6 Tersangka Diamankan

Menurut Dedi Mulyadi, pengalaman tersebut terjadi saat ia menjadi warga di kampung maupun menjabat di Purwakarta.

Dedi menuturkan, ada warga yang diberi fasilitas tempat usaha secara gratis, tetapi justru disewakan kepada orang lain dengan harga tinggi.

“Pengalaman saya dulu di Pasar Rebo Purwakarta. Video YouTube-nya ada, lapak disewakan Rp11 juta, padahal itu gratis disediakan bagi pedagang,” ungkapnya.

Dedi Mulyadi menilai bahwa perilaku tersebut menunjukkan adanya potensi koruptif yang bukan hanya melekat pada pejabat, tetapi juga pada masyarakat.

“Jadi, ya potensi koruptif itu bukan hanya pada kita ini, para politisi, termasuk diri saya, masyarakat juga sama punya sifat koruptif,” ucapnya.

Menurutnya, karena sifat serakah adalah bagian dari fitrah manusia, negara memiliki fungsi penting untuk mengatur agar tidak terjadi penyalahgunaan.

Berita Lainnya  Terima Titipan Uang Nasabah di Hari Libur, SOP Bank BJB Karawang Dipertanyakan

“Itu fitrah manusia. Setiap manusia itu punya potensi dalam dirinya serakah,” tutur Dedi Mulyadi.

“Makanya, fungsi negara itu mengatur agar kebuasan itu tunduk pada undang-undang. Intinya kan itu,” jelas Dedi.

Ia menekankan, baik pemimpin maupun rakyat sama-sama harus memperbaiki diri dan taat pada aturan.

“Bagi saya, mau pemimpin, mau rakyat, ya dua-duanya harus bener, gitu lho,” kata Dedi.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Viral Dedi Mulyadi Samakan Pemerintah dan Rakyat Punya Sifat Koruptif, Gubernur Jabar Klarifikasi, https://jabar.tribunnews.com/jabar-istimewa/1144304/viral-dedi-mulyadi-samakan-pemerintah-dan-rakyat-punya-sifat-koruptif-gubernur-jabar-klarifikasi?page=2.

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Dedi Mulyadi Minta Kapolda Jabar Bebaskan Mahasiswa yang Ditangkap

BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara tegas meminta Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, untuk membebaskan mahasiswa yang ditangkap saat mengikuti aksi...

Kejagung Tetapkan Nadiem sebagai Tersangka Korupsi Chromebook

JAKARTA - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan eks Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook sore ini,...

Kompol Kosmas : Sungguh Demi Tuhan, Bukan Ada Niat Membuat Orang Celaka

JAKARTA - Kompol Kosmas K Gae berduka kepada keluarga Affan Kurniawan, pengendara ojol yang tewas setelah dilindas rantis Brimob. Kompol Kosmas mengaku tak berniat...

Bareskrim Tangkap TikToker Penghasut Penjarahan Rumah Sahroni hingga Puan Maharani

JAKARTA - Bareskrim Polri menangkap tujuh orang tersangka yang melakukan provokasi berujung demo ricuh , kerusuhan hingga penjarahan di sejumlah rumah pejabat negara. Salah...

Hibah OKP-Ormas Karawang Dihapuskan, Tapi Bantuan Parpol Capai Rp 6,23 Miliar

KARAWANG - Alasan efisiensi anggaran, bantuan dana hibah untuk Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Tahun Anggaran 2025 dihapuskan Pemkab Karawang. Namun berdasarkan data...

Peristiwa

TNI Bantah Lakukan Pembiaran Pembakaran Obyek Vital oleh Pendemo

JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) angkat bicara soal anggapan yang menyebut TNI membiarkan penjarahan yang menyasar rumah-rumah pejabat menyusul demo panjang menuntut penghapusan...

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI