Kamis, Oktober 23, 2025
spot_img

Publik Anggap Kebijakan KDM Soal Larangan Study Tour dan Jam Masuk Sekolah Tidak Penting

BANDUNG – Litbang Kompas baru-baru ini merilis hasil survei mengenai bagaimana masyarakat Jawa Barat menilai berbagai kebijakan yang digagas Pemerintah Provinsi di bawah kepemimpinan Gubernur Dedi Mulyadi dan Wakil Gubernur Erwan Setiawan.

Kajian ini memperlihatkan adanya perbedaan pandangan publik terkait sejumlah program prioritas maupun kebijakan yang dianggap kurang mendesak.

Dilansir kompas.com, Selasa (19/8/2025), dari temuan tersebut, terlihat bahwa tidak semua program berjalan mulus dalam hal penerimaan publik.

Misalnya, kebijakan larangan study tour bagi seluruh SMA dan SMK di Jabar mendapat reaksi beragam.

Sebanyak 27,3 persen warga menganggap aturan ini tidak relevan atau tidak penting, sedangkan 71,9 persen lainnya menilai kebijakan tersebut layak dipertahankan.

Kebijakan lain yang juga menimbulkan perdebatan adalah rencana mengaktifkan kembali jalur kereta peninggalan era kolonial Belanda. Dalam hal ini, 25,5 persen responden beranggapan program itu tidak penting.

Berita Lainnya  Dugaan Pelanggaran Hak Cipta, Lesti Kejora Dipanggil Polda Metro Jaya

Kebijakan pengaturan jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB juga memunculkan respons serupa, di mana 31,4 persen responden menilai program tersebut tidak mendesak untuk dijalankan.

Sementara itu, pemangkasan anggaran hibah bagi pesantren dianggap tidak prioritas oleh 30,4 persen masyarakat yang disurvei.

Namun demikian, sebagian besar warga tetap menaruh perhatian tinggi pada program yang dianggap lebih menyentuh kebutuhan dasar.

Pembangunan ruang kelas baru (RKB) menempati posisi teratas sebagai program dengan dukungan paling besar, yakni 94,6 persen responden menilai penting atau bahkan sangat penting.

Berita Lainnya  Purbaya Bilang Dedi Mulyadi 'Dikibulin' Anak Buahnya

Dua program lain yang juga disambut luas adalah penyediaan listrik bagi keluarga miskin dengan tingkat persetujuan mencapai 97,6 persen, serta perbaikan rumah tidak layak huni (Rutilahu) yang diapresiasi 97,9 persen responden.

Infrastruktur jalan di Jawa Barat pun masuk daftar prioritas warga, dengan 97,2 persen masyarakat mendukung keberlanjutannya.

Tak hanya itu, program penanganan anak-anak nakal melalui pembinaan khusus di lembaga militer atau institusi pendidikan juga menuai apresiasi, dengan 96,2 persen responden menyatakan penting.

Bahkan, langkah tegas berupa pembongkaran wahana pariwisata yang melanggar izin pun dipandang perlu oleh 86,5 persen masyarakat.

Berita Lainnya  Pasutri di Bekasi Nekat Curi Sepeda Motor Sambil Gendong Anak

Survei ini dilaksanakan melalui metode wawancara tatap muka langsung oleh Litbang Kompas pada 1–5 Juli 2025. Jumlah responden mencapai 400 orang yang dipilih dengan teknik pencuplikan sistematis bertingkat di wilayah Jawa Barat.

Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, margin of error survei berada di kisaran +/- 4,9 persen dalam kondisi pengambilan sampel acak sederhana.

Meski demikian, masih dimungkinkan adanya potensi kesalahan di luar faktor pemilihan sampel. Seluruh kegiatan survei ini didanai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).***

Sumber : Kompas

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Memendam Hasrat Seksual Sejak Lama Jadi Alasan Heryanto Tega Rudapaksa dan Bunuh Dina Oktaviani

PURWAKARTA - Polres Purwakarta mengungkap motif pembunuhan pegawai Alfamart Rest Area KM 72 Tol Cipularang, Dina Oktaviani (21) oleh atasannya, Heryanto (27), ternyata karena...

Kiyai Uyan Minta Politisasi Masjid Agung Segera Dihentikan

KARAWANG - Polemik dualisme SK DKM Masjid Agung atau Masjid Syekh Quro Karawang masih terus bergulir dan menuai sorotan publik. Kali ini giliran Ketua Jamiyyah...

KDM Kaget Sumber Air Aqua dari Sumur Bor, Bukan 100% Air Pegunungan Seperti di Iklan

SUBANG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan sidak ke pabrik air minum Aqua di Subang. Dalam kunjungan tersebut, ia menyoroti aktivitas industri yang dinilai dapat menimbulkan risiko...

Prabowo Naikan Gaji Hakim sampai 280%, Supaya Tidak Bisa ‘Dibeli’

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menginginkan agar hakim menjadi sosok yang tidak bisa dibeli oleh siapapun. Oleh karena itu, ia mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan...

Jawa Barat Jadi Jalur Strategis Distribusi Rokok Ilegal, Cirebon dan Purwakarta Paling Banyak Peredarrannya

JAKARTA - Bea Cukai Jawa Barat mengingatkan ancaman hukuman terkait peredaran rokok ilegal. Bukan cuma produsen dan penjual, pemakai rokok ilegal pun terancam pidana. "Sesuai...

Peristiwa

Puluhan Siswa Purwakarta Keracunan Usai Santap Nasi Kotak di Acara Parade Drumband

PURWAKARTA - Suasana Puskesmas Maniis, Kabupaten Purwakarta, tampak penuh sesak pada Senin (20/10/2025) sore. ‎ ‎Pantauan Tribunjabar.id di lokasi, puluhan pelajar laki-laki dan perempuan terbaring di...

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI