BANDUNG – Sebuah video yang menampilkan gumpalan diduga busa berwarna hitam menyerupai awan di Subang, Jawa Barat, viral di media sosial.
Dalam video yang diunggah akun TikTok @infoban**** pada Selasa (28/10/2025), terlihat gumpalan tersebut melayang di atas area persawahan pada Jumat (24/10/2025).
Seorang warga yang merekam kejadian itu terdengar memperingatkan agar orang lain berhati-hati karena gumpalan tersebut diduga mengandung racun dan mengeluarkan bau.
Ketika gumpalan hitam itu jatuh ke sawah, permukaannya tampak bergelombang menyerupai busa.
“Cek detik-detik kemunculan benda misterius yang bentuknya unik banget ini. Warga sampai bingung, ini awan? Busa? Atau fenomena alam apa?? Sumpah, ini bau banget! ???? Bahkan ada yang bilang bau ini bisa beracun,” tulis pengunggah di keterangan video.
Penjelasan BMKG soal gumpalan hitam mirip awan muncul di Subang
Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Teguh Rahayu alias Ayu buka suara terkait video gumpalan hitam menyerupai awan jatuh di sebuah sawah di Subang.
Ia mengatakan, berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena ini tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya.
Secara ilmiah, awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG.
“Kondisi cuaca di wilayah Subang pada tanggal 27 Oktober 2025 secara umum pada pagi berawan kemudian pada sore hari terpantau adanya awan hujan di sebagian wilayah Subang bagian selatan,” ujar Teguh dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (29/10/2025).
“Pada 28 Oktober 2025, cuaca Subang secara umum berawan tebal hingga hujan ringan sejak pagi hari hingga sore hari,” tambahnya.
Khusus Senin (27/10/2025), alat pengamatan terdekat (AWS Sukamandi) menunjukkan bahwa angin bertiup dominan dari timur-selatan dengan kecepatan maksimum 26,1 km/jam.
Kemudian, kondisi pada Selasa (28/10/2025) menunjukkan bahwa angin di wilayah Subang didominasi dari arah timur hingga selatan dengan kecepatan maksimum 13,3 km/jam.
Ayu menegaskan bahwa kemunculan gumpalan hitam di Subang kemungkinan berasal dari aktivitas di permukaan Bumi, seperti proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya.
Faktor-faktor tersebut memungkinkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin.
“Namun, untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup (DLH) atau BPBD setempat,” ujar Ayu.
“BMKG Jabar terus memantau kondisi cuaca dan atmosfer di wilayah Subang serta siap memberikan dukungan data, apabila diperlukan untuk kajian lebih lanjut oleh pihak berwenang,” pungkasnya.***
Sumber : Kompas.com


 
                                    