KARAWANG – Agenda Reses III Masa Sidang Tahun 2025 Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Dea Eka Rizaldi, SH juga digelar di Desa Pasirawi Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang.
Selain menjelaskan tupoksi DPRD dan tujuan reses, Dea Eka juga memperkenalkan dirinya kepada pemdes dan warga Pasirawi yang hadir di reses.
Dijelaskannya, Dea Eka menjadi Anggota DPRD Jabar-merupakan hasil Pergantian Antar Waktu (PAW) Hj. Gina Fadlia Swara yang saat itu mengundurkan diri karena menjadi calon wakil bupati di Pilkada Karawang 2024.
Diakuinya, konsituten Dea Eka di Pasirawi memang tidak terlalu banyak. Hal ini juga diakui oleh perangkat desa dan warga yang hadir di reses yang mengaku tidak memilih Dea Eka di Pileg 2024 kemarin.
Namun demikian Dea Eka menegaskan, kehadiraannya ke Desa Pasirawi tentu bukan sebagai politisi lagi. Melainkan sebagai wakil rakyat yang akan menyerap aspirasi pembangunan dari masyarakat secara langsung.
Sehingga ditegaskannya, Dea Eka pasti akan mengunjungi setiap desa di Karawang secara bertahap untuk menyerap aspirasi pembangunan secara langsung.
“Bapak-ibu ge teu milih Dea kan kamari?, bener teu pak kades?. Tapi gak apa-apa, ka payun mah pilih anu wawuh jeung anu bisa mawa perubahan pembangunan desa. Pokok na lamun si Dea jadi anggota dewan eweuh tapak na, ulah dipilih deui,” tutur Dea Eka, di hadapan perangkat desa dan warga Pasirawi.
Politisi Partai Gerindra ini juga mengaku, jika ia memiliki nilai historis dengan Rawamerta. Pasalnya, keluarga besarnya (ayahanda) memang dilahirkan di Desa Sekarwangi Kecamatan Rawamerta. Sehingga banyak juga keluarga atau saudaranya di Pasirawi.
“Gak apa-apa suara saya di sini sedikit. Tapi kenyataanya saya tetap datang silaturahmi kan sama bapak-ibu. Karena kedatangan saya ke sini sebagai wakil rakyat yang ingin menyerap aspirasi, bukan sebagai politisi lagi,” kata Dea Eka.
Melalui reses ini, warga Pasirawi menyampaikan beberapa aspirasi seperti pembangunan atau pemagaran Tempat Pemakaman Umum (TPU), hingga Penerangan Jalan Umum (PJU) di sepanjang jalan Desa Pasirawi menuju Desa Cibalongsari yang rawan begal.
Aspsirasi lain juga muncul dari pemerintahan desa yang mengharapkan adanya pembangunan GOR atau gedung serba guna desa yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan desa dan warga.***