Minggu, Agustus 3, 2025
spot_img

Dedi Mulyadi : Duit PKH Dipakai Buat Bayar Bank Emok

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyoroti maraknya masyarakat menengah ke bawah yang terjerat utang, sehingga mengakibatkan ketergantungan pada bantuan pemerintah.

Dia mengatakan, setiap hari beban ekonomi yang terus menumpuk, mulai dari kebutuhan pokok hingga biaya pendidikan anak, menjadi tekanan utama dalam rumah tangga, terutama bagi keluarga dengan anak usia sekolah.

Pengeluaran rutin kerap melebihi pendapatan, mendorong mereka terpaksa berutang, mulai dari bank emok, bank keliling, hingga pinjaman online (pinjol).

“Problemnya apa? Satu, jajan anaknya tidak pernah berhenti setiap hari. Dua, ketika outing class, dia memaksakan diri. Ketiga, ketika study tour, mereka memaksakan diri. Empat, ketika perpisahan, memaksakan diri,” ujar Dedi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/6/2025).

Berita Lainnya  Kritik JPPI ke KDM : Buat Kebijakan Jangan Seperti Buat Konten

Dedi Mulyadi mengaku, dari hasil analisis data yang diketahuinya, pergerakan uang di Jabar yang berasal dari rentenir, bank emok, dan lainnya, mayoritas lahir dari komunitas ibu-ibu di rukun tetangga (RT).

Mereka adalah kaki tangan dari peredaran uang gelap tersebut dengan bunga yang sangat tinggi.

Menurut dia, persoalan kaum menengah ke bawah di Jabar ini semakin problematik ketika diberikan bantuan sosial (bansos) melalui Program Keluarga Harapan (PKH), tetapi ujungnya tidak dijadikan modal.

Berita Lainnya  Akal-akalan Hukum Amnesti-Abolisi Hasto dan Tom Lembong

“Duit PKH dipakai buat bayar bank emok, muncul lagi lewat bantuan ekonomi pinjaman modal, uangnya akan selalu habis,” kata Dedi.

Dedi menyimpulkan, untuk membangun kesadaran masyarakat dalam mengurangi beban ekonominya, maka diperlukan empat hal, yakni membebaskan kaum menengah ke bawah dari biaya pendidikan, biaya pengobatan, biaya listrik, dan memberikan jaminan hari tua yang memadai.

“Ekosistem pendidikan saat ini melahirkan kekacauan yang membuat beban ekonomi memaksa orangtua untuk mencari jalan pintas,” ucapnya.

Berita Lainnya  Perkuat Timnas, PSSI Belum Hubungi Pemain Keturunan Darah Depok - Dean Zandbergen

“Karena itu, melarang study tour, melarang perpisahan, atau wisuda sekolah adalah upayanya meretas jalan agar warga Jabar terbebas dari beban ekonomi dunia pendidikan,” tuturnya.***

Sumber : Kompas

 

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Dikritik Bu Cinta, KDM Langsung Angkat Bicara

BANDUNG - Kebijakan Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM) soal rombel 50 siswa per kelas ternyata juga dikritik Anggota Komisi VIII DPR, Atalia...

Sekda Minta Perguruan Tinggi Terlibat Atasi Pengangguran dan Kemiskinan

BANDUNG - Perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Barat didorong untuk berperan aktif dalam mengatasi berbagai persoalan di Jabar, khususnya pengangguran, kemiskinan, dan pengelolaan...

Akal-akalan Hukum Amnesti-Abolisi Hasto dan Tom Lembong

JAKARTA - Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan mengkritik keras pemberian amnesti dan abolisi oleh Presiden RI Prabowo Subianto kepada dua...

Menko Polkam Soroti Viralnya Bendera ‘One Piece’

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil langkah tegas jika didapati ada upaya kesengajaan...

Abolisi untuk Tom Lembong dan Amnesti untuk Hasto

JAKARTA - Pemerintah memberikan abolisi kepada eks Menteri Perdagangan (Mendag) Tom Lembong dan amnesti kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Menteri Hukum Supratman Andi Agtas...

Peristiwa

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI