Pemkab Purwakarta meneruskan proses pembongkaran sejumlah bangunan liar (bangli) yang berdiri di atas tanah negara. Kali ini giliran bangli di Daerah Alisan Sungai (DAS) Pasawahan sampai jembatan layang Sadang yang menjadi sasaran pembongkaran.
Di lokasi, Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein) diserbu kaum emak-emak yang memprotes pembongkaran bangli.
Bahkan salah seorang emak-emak berkerudung hitam, sambil menggendong anaknya ia menghampiri Om Zein bersama emak-emak lain untuk menyampaikan protes.
Kepada emak-emak tersebut Om Zein bertanya, apakah menempati tanah negara (tanah PJT II) tersebut sudah memiliki izin?.
Si emak-emak kerudung hitam ini menjawab, jika secara administratif tertulis memang tidak ada. Tetapi ia mengklaim sudah ada izin dari PJT II.
Om Zein menegaskan, jika semua bangli di sepanjang DAS Pasawahan ini tidak ada izin sama sekali. Sehingga Pemkab Purwakarta akan membongkar semuanya.
Om Zein juga menegaskan tidak akan memberikan kompensasi sepeser pun atas pembongkaran bangli ini. Hal ini ia lakukan untuk mendidik masyarakat.
Namun demikian, Om Zein berjanji tidak akan membiarkan masyarakatnya tidak memiliki rumah atau tempat tinggal. Meskipun proses pembongkaran bangli tanpa kompensasi.
“Om Zein moal ngantep rakyat Purwakarta teu boga imah (Om Zein tidak akam membiarkan rakyat Purwakarta tidak memiliki rumah,” katanya, dikutif dari vide instagram @omzein_bupatiaing.
Para emak-emak yang ‘nyerenteng’ ke Om Zein akhirnya setuju pembongkaran bangli tanpa kompensasi tersebut.
Bahkan salah seorang emak-emak gendut berambut pirang memakai kaos putih mengacungkan jempol setelah mendengar penjelasan dari Om Zein. “Siiip” katanya, sambil mengacungkan jempol.
Tapi emak-emak ini langsung mendekap Om Zein. Tiba-tiba saja emak-emak tersebut dengan berani mencium pipi Om Zein dengan brutal sampai enam kali, hingga harus dipisahkan Satpol PP yang mengawal Om Zein.
“Mmmuuuaah… mmmuuuaah… mmmuuuaah…,” katanya saat mencium pipi Om Zein.
“Enggeus… enggeus… (sudah… sudah…),” teriak Om Zein.
“Pak hampura nya pak,” mata si emak-emak gendut yang masih terlihat nafsu ingin mencium Om Zein.
“Lain milik, apes aing (dicium emak-emak bukan rejeki, tapi apes),” kelakar Om Zein yang langsung mengundang tawa emak-emak lain.
Kepada emak-emak lain, Om Zein menegaskan tidak akan memberikan kompensasi dalam proses pembongkaran bangli ini. Tapi sekali lagi ia berjanji tidak akan membiarkan masyarakat Purwakarta tidak memiliki rumah setelah pembongkaran bangli ini.
“Moal mere kompensasi masyarakat, rek ngadidik masyarakat, sabab ieu tanah nagara rek dicokot ku nagara. Tapi Om Zein Bupati Purwakarta moal ngantep rakyat Purwakarta teu gableg imah,” kata Om Zein.***