KARAWANG – Ratusan mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menggelar aksi demonstrasi di kampus 2. Aksi ini dilakukan mahasiswa untuk menolak kebijakan parkir kampus yang dikomersilkan tanpa sosialisasi yang jelas.
Meski pihak rektorat telah mengumumkan penghentian sementara kebijakan parkir berbayar, mahasiswa tetap melakukan aksi demo untuk menegaskan agar aspirasi mereka benar-benar digelar pihak rektorat.
turun ke jalan. Aksi ini disebut sebagai bentuk protes agar aspirasi mereka benar-benar didengar oleh pihak kampus.
“Kami sudah konsolidasi sejak awal Agustus, awalnya berharap bisa berdialog dengan rektor, tapi hingga kini beliau belum menemui kami, jadi aksi tetap kami jalankan,” tutur Calvin, mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unsika, dilansir dari KBEOnline.id, Selasa (26/8/2025).
Menanggapi aksi ini, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Umum, Dede Jajang Suyaman, menegaskan bahwa kerja sama dengan pihak ketiga penyedia jasa parkir telah dibatalkan.
Untuk sementara, parkir di lingkungan kampus digratiskan bagi mahasiswa, sementara tamu kampus tetap dikenakan biaya.
“Kami berupaya mencari solusi terbaik yang bisa diterima semua pihak, termasuk melibatkan mahasiswa dalam penentuan kebijakan parkir ke depan,” ungkap Dede.
Koordinator Lapangan aksi, Beril, menilai hasil yang diperoleh mahasiswa sejauh ini baru sebatas langkah awal.
Ia menyebut, pada Jumat, 28 September 2025, mahasiswa akan kembali melakukan evaluasi terhadap sikap rektorat.
“Kami akan menggelar check and balance untuk memastikan tuntutan mahasiswa benar-benar ditindaklanjuti,” katanya.
Adapun tuntutan mahasiswa mencakup empat poin utama: pembatalan parkir berbayar, penyediaan lahan parkir yang memadai, keterbukaan informasi dan akuntabilitas termasuk penyampaian Laporan Kinerja Instansi (Lakip), serta keterlibatan mahasiswa dalam setiap proses pengambilan kebijakan kampus.
Mahasiswa menegaskan, jalur dialog tetap menjadi prioritas. Namun, jika tuntutan tidak dipenuhi, mereka siap menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Kalau tidak ada realisasi, aksi selanjutnya bisa 10 kali lebih besar,” tegas Beril.***
Sumber : KBEOnline.id