KARAWANG – Di tengah pernyataan kontroversial yang membuat gaduh publik Karawang dan berujung kasus hukum, Manajer HRD/GA PT. FCC Indonesia, Oktav Ardiansyah terpantau menghadap Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi beberapa hari lalu.
Kehadiran Oktav di Lembur Pakuan-Subang bersama Kadisnaker Karawang, Rosmalia Dewi dan Kades Wadas, H. Jujun Junaedi tersebut sontak semakin membuat publik Karawang semakin bereaksi.
Kini giliran Ketua DPC Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia) Karawang, Asep Agustian SH. MH angkat bicara.
Praktisi hukum yang akrab disapa Askun ini menilai, kehadiran Oktav Ardiansyah di Lembur Pakuan menggambarkan jika Manajer HRD/GA PT. FCC Indonesia tersebut seakan sedang ‘berlindung di ketiak Dedi Mulyadi’, atas persoalan yang sedang dihadapinya.
“Begitu videonya viral dan memancing kemarahan warga Karawang, dia langsung meminta maaf dan jumpa pers melakukan klarifikasi,” tutur Asep Agustian SH. MH.
“Tapi dia tidak hadir di RDP (rapat dengar pendapat) yang digelar DPRD Karawang. Eh, tiba-tiba ada di Lembur Pakuan bersama Kadisnaker. Kalau bukan berlindung di ketiak gubernur, apa coba namanya,” timpal Askun.

Atas persoalan ini, Askun meminta Polres Karawang tegak lurus dalam menindaklanjuti laporan LBH Bumi Proklamasi yang telah melaporkan Oktav Ardiansyah atas dugaan ujaran kebencian terhadap warga Karawang dengan pernyataan viralnya : ‘Aduh susah deh orang Karawang diajarinnya, orang Karawang gak pinter-pinter’.
Dan praktisi hukum yang dikenal keras dengan pernyataan-pernyataanya di media massa ini juga menegaskan, jika permintaan maaf dan klarifikasi Oktav, serta pertemuannya dengan Kang Dedi Mulyadi tidak akan menghilangkan atas perbuatan hukum yang dilakukannya.
“Gak ngaruh, proses hukum harus tetap berjalan, agar ini menjadi pembelajaran bagi HRD perusahaan/industri lain yang selama ini disinyalir selalu mendiskreditkan kompetensi warga Karawang dalam hal rekrutmen tenaga kerja,” katanya.
“Lagian apa sih hasilnya setelah bertemu gubernur, gak ada kan?. Yang ada semakin memperkeruh suasana. Apalagi di pertemuan itu ada Kadisnaker yang jelas-jelas dari awal diintruksikan Bupati Karawang untuk menyelesaikan persoalannya,” tandas Askun.
Sayangkan Kehadiran Kadisnaker di Lembur Pakuan
Askun juga menyayangkan kehadiran Kadisnaker Karawang, Rosmalia Dewi di Lembur Pakuan bersama Oktav Ardiansyah dan Kades Wadas. Pertanyaanya, apakah kehadiran Kadisnaker tersebut sudah ataz izin Bupati Karawang atau belum.
“Tiba-tiba Kadisnaker juga ada di Lembur Pakuan. Kok bisa nyelonong sendiri tanpa izin dari bupati. Padahal jelas dari awal bupati sudah intruksi agar Kadisnaker menyelesaikan persoalannya. Ini tiba-tiba menghadap gubenur, seakan Bupati Karawang gak bisa menyelesaikan persoalannya,” katanya.
Seharusnya, kata Askun, Kadisnaker meminta arahan terlebih dahulu kepada bupati atau sekda, sebelum ia menghadap gubernur di Lembur Pakuan.
Karena menurutnya, hal ini berkaitan langsung dengan integritas pemerintah daerah dan kepemimpinan Bupati Aep secara pribadi.
“Saya yakin Pak Bupati juga pasti kesel tuh melihat kelakuan Kadisnaker. Meskipun ia beralasan katanya di telpon Disnaker Jabar, tapi saya kira itu hanya alasan pembenaran dan pembelaan diri saja,” tandasnya.***