Gebrakan Dedi Mulyadi Buat Pengusaha Tambang ilegal Kalangkabut, Polisi ikut Bergerak!

MESKI belum resmi dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat terpilih, tetapi gebrakan pembangunan Kang Dedi Mulyadi untuk membenahi Jawa Barat sudah banyak disorot publik dan media massa.

Awalnya Dedi Mulyadi menyoroti maraknya tambang ilegal di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Subang. Yaitu dimana keberadaan tambang ilegal bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga merusak jalan umum.

Sontak, Penjabat Bupati Subang, Imran dan Sekda Jabar, Herman Suryatman langsubg meninjau ke area penambangan ilegal di Kasomalang Subang pada Jum’at (17/1/2025).

Mendengar informasi tersebut, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu langsung Gercep (gerak cepat). Alhasil, polisi menemukan dan menutup 14 lokasi tambang ilegal atau galian C di Subang.

Penutupan 14 lokasi tambang ilegal di Subang.

Kabar ternyar, Kapolresta Bandung Kombes Aldi Subartono juga menangkap tujuh orang yang terlibat aktivitas penambangan ilegal di Kampung Ciherang, Desa Cibodas, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung. Mereka telah menggali emas ilegal itu selama 14 tahun.

Berita Lainnya  Dr. Dede Anwar Miliki Persepsi Berbeda dengan Dedi Mulyadi, Soal Penggalangan Dana di Jalan Umum
Penangkapan 7 pelaku tambang ilegal di Bandung.

Teranyar lagi, Dedi Mulyadi mengeluarkan pernyataan keras. Menurutnya, menghadapi pengusaha tambang ilegal tidak bisa dilakukan dengan cara pendekatan akademik. Melainkan harus dengan nyali dan sikap tegas.

Pernyataan itu disampaikan Dedi Mulyadi saat pertemuan dengan sejumlah pejabat Pemprov Jabar, terkait evaluasi tambang dan lingkungan hidup di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, Minggu (19/2/2025).

“Saya mohon maaf kalau kemarin agak keras karena kan kalau ngadepin penambang itu enggak bisa lagi pakai cara berpikir akademik, tetapi kitanya harus punya nyali,” kata Dedi di akun Youtube Kang Dedi Mulyadi.

Pada pertemuan itu, Dedi menyoroti berbagai persoalan tata ruang yang dinilainya tidak sesuai dengan kebutuhan pengelolaan lingkungan dan pembangunan daerah. Kata dia, ada daerah irigasi teknis berubah menjadi permukiman, daerah hutan dibuka untuk industri, tambang ilegal yang melanggar izin hingga menyebabkan kerusakan lingkungan.

Berita Lainnya  Dedi Mulyadi Enggan Layani Tantangan Grib Jaya Jabar

“Ini tidak bisa dibiarkan,” tegasnya.

Dedi menyampaikan pengalamannya saat menjabat sebagai Bupati Purwakarta. Saat itu, penyelesaian masalah lingkungan dilakukan dengan pendekatan komprehensif.

“Misalnya saat ada proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Cirata. Solusinya sederhana, setelah tanah dikeruk, pihak proyek wajib menyerahkan jaminan untuk memperbaiki jalan dan merapikan kembali lokasi,” jelasnya.

Ihwal tambang ilegal, Dedi menyebut adanya sejumlah pola pelanggaran. Contohnya, izin yang tumpang tindih, manipulasi data produksi, hingga dampak lingkungan yang signifikan.

“Tambang ilegal ini bukan hanya tidak membayar pajak, tetapi juga merusak infrastruktur dan lingkungan. Pola ini harus diubah,” tegasnya.

Sebagai langkah konkret, Dedi berencana memanfaatkan teknologi satelit untuk memetakan lokasi tambang ilegal di Jawa Barat. Ia juga berkomitmen membangun kantor-kantor di kabupaten untuk mendekatkan pengawasan.

Berita Lainnya  Pemprov Jabar Minta Desain Museum Batutulis Direvisi

Dedi menekankan pentingnya koordinasi dengan Aparat Penegak Hukum (APH). Dia akan menjalin kerja sama dengan Kejaksaan Tinggi dan Polda untuk menangani tambang ilegal secara serius.

“Kita perlu pendekatan berbasis hukum dan menghitung kerugian negara secara transparan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Dedi menyoroti pentingnya insentif bagi desa-desa yang menjaga ekosistem. Daerah pegunungan yang menjadi benteng air, energi, dan karbon harus mendapat dukungan pembangunan. “Mereka adalah kunci mencegah longsor dan kerusakan lingkungan,” katanya.

Dedi optimistis bahwa dengan dukungan masyarakat dan media, persoalan tambang ilegal dan penataan tata ruang di Jawa Barat bisa ditangani dengan baik.

Jika semua pihak bekerja dengan visi yang sama, kata dia, masalah ini bisa selesai. “Publik perlu tahu bahwa kita bekerja untuk perubahan yang nyata,” tandasnya.***

Bagikan Artikel>>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *