Puluhan biksu dari berbagai negara di Asia ikuti perjalanan spiritual Thundong, dengan berjalan kaki dari Thailand menuju Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Perjalanan spiritual itu telah berlangsung selama dua bulan.
Para biksu kini telah sampai di Karawang. Mereka singgah di Vihara Shanghamitta di kawasan Resinda, Kabupten Karawang.
Kedatangan mereka disambut hangat Unsur Forkopimda, MUI, Kemenag dan FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama).
Koordinator Thundong untuk Vihara Shanghamitta, Ragel Nesar menuturkan, perjalanan spiritual biksu atau bhante dari Thailand sudah sampai di Karawang sejak, Senin (21/4/2025) kemarin.
“Rombongan bhante sudah sampai di Karawang sejak Senin kemarin, persinggahan pertama tetap melalukan ritual suci di Vihara Sian Djin Kupoh di Tanjungpura, lalu menginap di sini, saat ini sedang bersiap melakukan perjalanan kembali untuk persinggahan selanjutnya kemungkinan di wilayah Cirebon,” kata Regal, saat diwawancara detikJabar, Selasa (22/4/2025).
Ritual Thudong jelang perayaan Waisak, merupakan perjalanan spiritual umat Buddha yang telah dilakukan setiap tahun. Kegiatan tersebut merupakan tradisi ziarah suci dari vihara ke vihara, dengan tujuan akhir perayaan Waisak di komplek percandian Borobudur.
“Para bhante selalu disambut ketika sampai di persinggahan, bentuk penyambutan itu merupakan dengan upacara suci, dengan membasuh kaki para bhante sebelum masuk vihara oleh umat Buddha setempat,” kata dia.
“Dimulai sejak Februari 2025 dari Thailand perjalanan para bhante ini dijadwalkan sampai pada 17 Mei di Candi Borobudur untuk perayaan Waisak,” lanjutnya.
Regal menuturkan, sepanjang perjalanan berlangsung, Indonesia merupakan negara yang paling toleran, dan paling meriah dalam penyambutan. Bantuan kecil juga turut dilakukan masyarakat sepanjang perjalanan.
“Indonesia merupakan negara yang paling meriah menyambut ke-38 bhante yang melakukan ritual Thundong sejak sampai di Batam, hal kecil sering dilakukan oleh masyarakat seperti menyediakan air minum, atau bahkan jas hujan. Tanpa memandang latar belakang agama,” imbuhnya.
Hal itu, kata Regal, jauh berbeda ketika para bhante melintasi Malaysia dan Singapura. Padahal di Singapura sendiri mayoritas penduduk beragama Budha sedangkan ritual suci juga banyak dilakukan di Malaysia mengingat masyarakat Indonesia sendiri mayoritas muslim.
“Kalau jumlah pemeluk agama menurut populasi justru di Malaysia dan Singapura yang paling banyak ritual, di Indonesia sendiri kita minoritas. Namun dari segi penyambutan masyarakat sangat toleran dan ramah, ini juga yang mempermudah ujian perjalanan ritual suci para bhante ketika di Indonesia,” ungkap Regal.
Regal berharap para bhante tetap sehat hingga perjalanan berakhir dan ritual suci perayaan Waisak bersama ribuan umat Buddha di Candi Borobudur berlangsung.
“Nanti perayaan Waisak berlangsung di Borobudur, kita harap para bhante bisa sehat lancar, karena akan ada ribuan umat Buddha menyambut dalam perayaan Waisak di Borobudur nanti,” pungkasnya.
Sumber : Detik