JAKARTA – Sejumlah massa yang menamakan diri Suara Ibu Peduli Makan Bergizi Gratis (MBG) menggelar unjuk rasa di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Rabu (1/10/2025).
Aksi tersebut mengangkat tema “Negara Harus Serius: Makan Bergizi Gratis Harus Efektif, Tepat Sasaran, dan Berpihak pada Rakyat Kecil.” Pantauan Kompas.com di lokasi, massa membawa berbagai atribut protes.
Sejumlah peserta mengangkat poster dengan tulisan sindiran seperti “Makan Beracun Gratis”, “Pangan adalah Hak”, “Wujudkan Hak atas Pangan dan Gizi”, “Mama buat bekal dengan cinta, Negara datang dengan MBG racuni siswa”, hingga “Mau Bapak Gembira.”
Selain itu, mereka juga membentangkan spanduk besar berwarna merah-hitam bertuliskan “Suara Ibu Peduli MBG”.
Di trotoar dekat area parkir IRTI Monas, peserta aksi menata peralatan rumah tangga seperti panci, wajan, piring, gelas, saringan, kotak bekal, hingga wadah plastik di atas poster-poster protes sebagai simbol penolakan.
Beberapa orang tampak berorasi menggunakan megafon, sementara yang lain mengenakan caping atau topi petani sebagai bentuk simbolik.
Rusmarno Rusli dari Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat menyebutkan, program MBG pada dasarnya baik, namun pelaksanaannya belum berjalan sempurna.
“Kami memahami ini program pemerintah dan mengapresiasi Pak Prabowo untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Namun kenyataannya, mekanismenya masih belum bisa dibilang sempurna. Jangan sampai anak-anak dijadikan kelinci percobaan,” ujarnya.
Rusmarno menyoroti sejumlah kasus keracunan yang diduga terkait menu MBG di berbagai daerah.
“Data terakhir yang kami terima sudah ada sekitar 8.600 kasus keracunan. Apakah harus menunggu ada yang meninggal dulu baru dievaluasi?” katanya.
Ia juga mengkritisi besarnya anggaran program yang dinilai rawan penyalahgunaan. “Ini menyedot 40 persen dari 20 persen anggaran pendidikan kita. Jangan sampai jadi proyek, bukan lagi program,” ucapnya.
Senada, Yuli Supriati dari Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat menekankan perlunya perbaikan sistem distribusi MBG agar lebih sesuai dengan kondisi anak-anak di daerah.
“Kita ini bukan negara yang kelaparan, tapi memang banyak anak yang masih lapar. Jadi programnya harus manusiawi, berbasis penelitian, bukan seperti bagi-bagi ransum tentara,” katanya.
Yuli menilai pemerintah perlu melakukan riset mendalam sebelum menentukan menu MBG, termasuk survei alergi, selera lokal, dan jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
“Program ini harus masuk ke mulut anak-anak, bukan jadi sampah makanan. Kalau dapurnya jauh, makanan bisa rusak. Lebih baik satu dapur melayani 100 anak tapi jelas terjamin kualitas dan gizinya,” ujarnya.
Melalui aksi ini, massa mendesak pemerintah memastikan program MBG benar-benar berjalan efektif, tepat sasaran, serta meningkatkan kualitas gizi anak-anak.
Mereka menekankan agar program tidak justru menimbulkan risiko kesehatan baru bagi siswa penerima.***
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Ibu-ibu Gelar Aksi di Monas, Protes Program Makan Bergizi Gratis”, Klik untuk baca: https://megapolitan.kompas.com/read/2025/10/01/12213071/ibu-ibu-gelar-aksi-di-monas-protes-program-makan-bergizi-gratis.