Kamis, Oktober 23, 2025
spot_img

Bandung Arts Festival #11

BANDUNG– Setelah sukses digelar selama satu dekade, Bandung Arts Festival (BAF) kembali hadir dengan semangat baru melalui Bandung Arts Festival ke-11, yang akan berlangsung pada 25–28 Juli 2025 di Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Dago Tea House, Bandung.

Dengan mengusung tema “Jejak Budaya Dalam Jelajah Limbah”, BAF 11 menghadirkan lebih dari 1000 seniman lintas disiplin dari dalam dan luar negeri, serta menampilkan karya-karya terbaik dalam seni pertunjukan. Opening Bandung Arts Festival akan menampilan 200 Anak menari bersama tari “ngabatik” karya Ine Arini sebagai sebuah perayaan terhadap hari Anak nasional.

Directore Festival Deden Bulenk mengatakan festival ini menjadi ruang inklusif yang mendekatkan seni kepada masyarakat dan mengajak publik merayakan keberagaman ekspresi budaya.

“Bandung Arts Festival bukan hanya sebuah pertunjukan seni, tapi ruang bersama untuk bertemu, berbagi, dan bertumbuh. Di edisi ke-11 ini, kami berkomitmen untuk memperkuat kolaborasi lintas generasi dan lintas komunitas,” ucap Deden.

Ia menurutkan bahwa BAF hadir sebagai ajang silaturahmi budaya dengan proses yang mencerminkan interaksi harmonis dan saling menghormati antara individu atau kelompok yang berasal dari berbagai latar belakang disiplin ilmu dan budaya. Silaturahmi budaya ini tidak hanya berfokus pada pertemuan fisik, tetapi juga mencakup pemahaman, penghargaan, dan penerimaan terhadap perbedaan seni dan budaya.

Berita Lainnya  Sahabat Kemanusiaan Karawang Bagikan Air Minum dan Roti Gratis kepada Peserta Aksi di Kedubes AS

“Silaturahmi budaya memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis. Bandung Arts Festival di tahun ini mengusung tema “Jejak Budaya Dalam Jelajah Limbah,” katanya.

Festival ini kata Deden, menjadi panggung bagi para seniman, budayawan, dan komunitas untuk menyuarakan pentingnya pelestarian budaya sekaligus menjaga bumi. Karena di setiap jejak limbah, tersimpan cerita tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan melangkah.

“Jejak Budaya dalam Jejak Limbah Dalam pusaran modernitas, budaya dan lingkungan berjalan beriringan, saling mempengaruhi dan meninggalkan jejak. Bandung Arts Festival “Jejak Budaya dalam Jejak Limbah” hadir sebagai ruang refleksi dan apresiasi, di mana seni, tradisi, dan kesadaran lingkungan berpadu dalam harmoni,” imbuhnya.

Melalui karya seni dari bahan bekas, pertunjukan budaya, dan instalasi interaktif, BAF mengajak kita menelusuri bagaimana kebiasaan, konsumsi, dan warisan budaya turut membentuk wajah lingkungan hari ini. Sampah bukan sekadar sisa, melainkan cermin dari perubahan zaman dan nilai-nilai masyarakat.

“BAF menjadi panggung bagi para seniman, budayawan, dan komunitas untuk menyuarakan pentingnya pelestarian budaya sekaligus menjaga bumi. Karena di setiap jejak limbah, tersimpan sebuah cerita tentang siapa kita, dari mana kita berasal, dan ke mana kita akan melangkah.

Berita Lainnya  PERADI Minta Bupati Karawang Buat Layanan Pengaduan MBG

Bandung Arts Festival jelas Deden, bisa menjadi sebuah Pariwisata budaya yang menonjolkan keunikan tradisi dan adat istiadat lokal menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian lokal. Kerjasama antara masyarakat lokal dan pemerintah dalam mengembangkan destinasi wisata yang berkelanjutan memastikan bahwa kekayaan budaya Parahyangan dilestarikan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

“Harmoni dalam keragaman budaya di Bumi Parahyangan adalah bukti bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekuatan yang dapat menyatukan. Dengan semangat saling menghormati, menghargai, dan bekerja sama, masyarakat Parahyangan menunjukkan bahwa hidup dalam keragaman budaya dapat menciptakan kebersamaan yang kuat dan berkelanjutan. Bumi Parahyangan adalah cermin dari Indonesia yang majemuk, di mana keberagaman adalah kekayaan yang memperkaya kehidupan Bersama,” jelasnya.

Festival ini menurut Deden, adalah tempat yang kaya bagi seniman dari berbagai disiplin ilmu, latar belakang, dan tingkat pencapaian dapat menemukan platform untuk kreasi, kolaborasi, pertukaran, dan eksperimen yang berbeda dan selalu kembali ke asalnya, sumber di mana semua kekuatan kreatif dimulai. BAF mengingatkan diri kami sendiri mengapa kami ada dan antusiasme yang tiada habisnya untuk hidup melalui seni.

“BAF telah memenangkan banyak penghargaan dalam bidang seni dan komunitas global. Ide yang berani dapat diakses secara bebas untuk semua orang dan dengan cara yang tidak mahal. BAF adalah ekspresi budaya yang kuat dan kaya bagi seniman dan penonton yang berkunjung. Festival ini tetap inklusif, milik para seniman dan Masyarakat,” ujarnya.

Berita Lainnya  Heboh Ajudan Om Zein Diduga Selingkuh dengan Janda

BAF mempunyai spirit seni untuk semua, dengan kata lain berusaha merangkul lebih banyak kalangan dan seniman dari berbagai latar belakang seni untuk terlibat. BAF menjadi sangat menarik bagi para seniman khususnya karena memilih site atau venue yg sangat spesifik dan bersanding dgn lokal kontent. Dimana seni merupakan puncak dari penciptaan dan imajinasi seorang seniman.

“BAF bisa menjadi rumah ekspresi bagi Kita semua untuk menjadi ruang berbagi dan silahturahmi antara seniman dan masyarakat. Semoga BAF ke10 bisa mewujudkan festival yang lebih menyentuh bagi semua. BAF dilaksanakan secara mandiri oleh Bongkeng Arts Space, BAF telah mendapatkan profil nasional dan internasional yang tinggi, bukan karena memiliki anggaran yang besar atau spektakuler dalam hal kemewahan ornamen, tetapi seni yang segar, berani, dan beragam,” pungkas Deden.

Sumber : jabarprov.go.id

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

KDM Kaget Sumber Air Aqua dari Sumur Bor, Bukan 100% Air Pegunungan Seperti di Iklan

SUBANG - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melakukan sidak ke pabrik air minum Aqua di Subang. Dalam kunjungan tersebut, ia menyoroti aktivitas industri yang dinilai dapat menimbulkan risiko...

Prabowo Naikan Gaji Hakim sampai 280%, Supaya Tidak Bisa ‘Dibeli’

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menginginkan agar hakim menjadi sosok yang tidak bisa dibeli oleh siapapun. Oleh karena itu, ia mengeluarkan kebijakan untuk menaikkan...

Jawa Barat Jadi Jalur Strategis Distribusi Rokok Ilegal, Cirebon dan Purwakarta Paling Banyak Peredarrannya

JAKARTA - Bea Cukai Jawa Barat mengingatkan ancaman hukuman terkait peredaran rokok ilegal. Bukan cuma produsen dan penjual, pemakai rokok ilegal pun terancam pidana. "Sesuai...

Cek Duit Mengendap Rp 4,17 Triliun, Dedi Mulyadi Sambangi BI dan Kemendagri

JAKARTA  - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi akan menyambangi Bank Indonesia (BI) seusai menyampaikan paparan di Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) hari ini. Dedi mengaku...

Judicial Review SK Bupati Soal 620% Kenaikan Pajak ke MA ‘Salah Kamar’

KARAWANG – Pusat Studi Konstitusi dan Kebijakan (PUSTAKA) menilai langkah hukum judicial review atau menggugat Surat Keputusan (SK) Bupati Karawang Nomor : 973/Kep.502-Huk/2021 tentang...

Peristiwa

Puluhan Siswa Purwakarta Keracunan Usai Santap Nasi Kotak di Acara Parade Drumband

PURWAKARTA - Suasana Puskesmas Maniis, Kabupaten Purwakarta, tampak penuh sesak pada Senin (20/10/2025) sore. ‎ ‎Pantauan Tribunjabar.id di lokasi, puluhan pelajar laki-laki dan perempuan terbaring di...

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI