Saat melakukan peninjauan pembangunan bendungan di Kabupaten Bekasi, Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) dihampiri seorang aktivis lingkungan yang dikenal dengan sebutan ‘Samanhudi dari Kijagakali’.
Saat keduanya berdekatan, KDM mengaku sudah mengetahui sedikit tentang sosok dan aksi Kijagakali yang membersihkan sampah-sampah di Kabupaten Bekasi, khususnya sampah-sampah sungai.
Karena aksi Kijagakali yang berseteru dengan oknum anggota Ormas sempat viral di TikTok. “Wah ini dia jagoan kita,” sapa KDM kepada Kijagakali yang menghampirinya.
“Kenapa pecinya tinggi,” tanya KDM lagi kepada sosok pria yang identik dengan pakaian pangsi hitam, rambut gondrong dan peci tinggi tersebut.
“Inj filosofi pak. Jadi lebih menghargai kepala pak dari dasar-dasar pemikiran,” jawab Kijagakali.
“Jadi lebih menghargai kepala dari pada kaki?,” tanya KDM lagi.
“Bukan begitu pak. Sesuatu yang kita yakini untuk kemanfaatan dan kemaslahatan harus kita perjuangkan,” terang Kijagakali.
“Saya tahu bapak di TikTok aja,” kata KDM.
“Hebat di Bekasi ada orang yang ngurusin sungai. Bapak ngapain ngurusin sungai. Gak digaji, dicaci maki orang, berhadapan dengan preman kemarin di Bekasi ya,” tutur KDM.
“Jadi dasarnya keprihatinan pak,” jawab Kijagakali.
Disampaikannya, dulu petani Bekasi Utara mengalami kekeringan selama 2 tahun. Jangankan untuk pertanian, untuk sanitasi pun agak berat. “Kita berjuang bersamalah,” kata Kijagakali.
“Persoalannya bukan hanya infrastruktur kali, tapi juga sampah yang ada di kali,” timpalnya.
“Ini orang sini buang sampahnya ke sungai satu truk,” sindir KDM.
“Iya pak. Tapi setelah kita identifikasi, ternyata bukan hanya sampah Kabupaten Bekasi, tetapi juga sampah Kota Bekasi dan DKI Jakarta,” terang Kijagakali.
“Sampah DKI dari mana, kok bisa dari DKI ke Bekasi,” tanya KDM.
“Pluit pak,” jawab Kijagakali.
Disampaikannya, pengelolaan sampah Apartemen Pluit Jakarta yang dikelola pihak ketiga tidak baik. Karena pihak ketiganya kembali bekerjasama dengan seorang Kadus di Tarumajaya Bekasi. Sampai Ki Joko Kali mengaku menyetop kerjasamanya.
“Terus dari Kadus dikemanain,” tanya Kijagakali.
“Ya terdampar aja pak, ada yang ke kali dan ada yang kemana-mana,” kata Kijagakali.***