Rabu, Juli 23, 2025
spot_img

Wardatul Asriah Ajak Masyarakat Jaga Kerukunan Bangsa

Semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” menggambarkan, walaupun Indonesia memiliki banyak keragaman dan perbedaan, tetapi kita harus tetap satu.

Janganlah, jadikan perbedaan suatu hal yang bisa menjadikan pertikaian. Tetapi jadikan hal tersebut sebagai alat untuk saling melengkapi yang dapat mempersatukan dan menghasilkan keindahan bagi Bangsa Indonesia.

Hal ini disampaikan Wardatul Asriah, Anggota MPR RI Fraksi Gerindra, saat memberikan materi sosialisasi empat pilar kebangsaan di Cibitung Kabupaten Bekasi, Jumat (16/5/2025).

Wardatul menambahkan, kewajiban menjaga kerukunan dibebankan kepada setiap individu dan masyarakat secara keseluruhan. Menjaga kerukunan adalah tanggung jawab bersama untuk menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis.

Berita Lainnya  Dea Eka Reses di Karanganyar - Desa yang Sering 'Dianaktirikan'

“Perlu diingat bahwa kerukunan antar umat beragama merupakan elemen penting dalam menjaga kerukunan nasional,” tuturnya.

Menurutnya, tantangan terbesar negara majemuk adalah menjaga stabilitas dan persatuan di tengah keragaman budaya, etnis, agama, dan bahasa. Konflik, intoleransi, dan ketimpangan sosial dapat mengancam persatuan nasional, sehingga perlu adanya kebijakan yang mendukung keberagaman dan memastikan akses yang sama terhadap peluang dan hak-hak dasar bagi semua warga negara.

Oleh karenanya, Wardatul meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh dengan berbagai isu yang bisa memecah belah bangsa. Banyak ancaman yang bisa menghancurkan dan memecah belah bangsa Indonesia, mulai dari proxy war, narkoba, bahkan dari dalam negeri dengan berbagai perbedaaan yang ada.

Berita Lainnya  Apa Kabar Sanksi Pembuangan Limbah PT. Pindo Deli 1 ke Sungai Citarum

“Namun, dengan berpegang teguh pada dasar negara, Pancasila, maka hal tersebut tidak akan terjadi,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dengan sosilisasi empat pilar ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan keyakinan masyarakat untuk mengantisipasi dinamika masyarakat yang terus berkembang berkembang.

Sehingga apabila ada perbedaaan dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, tidak menggunakan penyelesaian secara dapat menganggu dan mengancam keutuhan masyarakat.

“Harapannya setelah mengikuti ini, para peserta akan semakin paham akan wawasan kebangsaan, sehingga meningkatkan kecintaannya terhadap NKRI, meningkatkan nasionalisme, dan berpegang teguh pada Pancasila,” tutup Wardatul.***

Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Para Pengasuh Ponpes di Cirebon Keluarkan 5 Maklumat untuk Dedi Mulyadi

CIREBON - Pimpinan Pusat Majelis Komunikasi Alumni Babakan (Makom Albab) dan para pengasuh Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, mengeluarkan lima maklumat secara resmi...

Polemik Seragam dan LKS, KBC Minta Bupati Aep Tak Arogan

KARAWANG – Dalam menyikapi polemik seragam dan jual beli buku LKS di sekolah, Karawang Budgeting Control (KBC) meminta Bupati Karawang, H. Aep Syepuloh tak...

Meski Didemo, KDM Tak akan Cabut Larangan Study Tour

BANDUNG - Meski sudah didemo para pelaku pariwisata dan sopir bus, Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi mengaku tidak akan mencabut kebijakannya soal larangan...

Kuasa Hukum Mahasiswi NA Surati KOMNAS Perempuan

KARAWANG - Gary Gagarin & Patners, kuasa hukum terduga korban pelecehan seksual mahasiswi oleh oknum guru gaji  mengaku telah menyurati Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap...

Dea Eka Reses di Karanganyar – Desa yang Sering ‘Dianaktirikan’

KARAWANG - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Dapil Karawang-Purwakarta, Dea Eka Rizaldi, SH menggelar kegiatan Reses Masa Sidang III Tahun 2025 di Desa Karanganyar...

Peristiwa

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI