Memiliki nama lengkap Rieke Diah Pitaloka Intan Purnamasari, Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan ini terlihat berbeda dengan kader PDI-P lainnya, khususnya kader PDI-P yang memiliki jabatan sebagai Anggota DPRD Jawa Barat.
Disaat para anggota DPRD Jabar Fraksi PDI-P tengah berseteru dengan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang dinilai melemahkan marwah DPRD Jabar, Rieke justru banyak melakukan hal berbeda untuk menyikapi persoalannya.
Pertama misal, saat KDM berseteru dengan remaja Bekasi Aura Cinta yang memprotes kebijakan pembongkaran bangunan liar (bangli) di sepanjang kali Bekasi, hingga berdebat soal larangan study tour dan wisuda sekolah, Rieke justru terlihat turun ke lapangan untuk mengetahui persoalan sebenarnya.
Padahal saat itu Wakil Ketua DPRD Jabar Fraksi PDI-P, Ono Surono jelas-jelas menyatakan pembelaan kepada Aura Cinta. Bahkan akan melakulan pendampingan hukum, karena Aura Cinta dibully habis-habisan di media sosial setelah berdebat dengan KDM.
Setelah turun ke lapangan langsung, Rieke atau yang lebih akrab disapa Teh Oneng justru memiliki kesimpulan sendiri atas persoalan yang ada. Yaitu dimana Rieke menilai jika pembelaan yang dilakukan Aura Cinta telah salah kaprah.
“Ketika kemarin sempet viral ada anak perempuan protes, bagus kritisnya, tapi mari kita jelaskan bahwa kritis itu boleh sayang, tapi juga harus pelajari dengan jelas, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak,” kata Teh Oneng, saat berada di lokasi pembongkaran bangli kali Bekasi saat itu.
Kedua soal kebijakan KDM tentang pendidikan militer-mengirim siswa nakal ke barak militer. Kebijakan KDM ini mengundang banyak pro-kontra, khususnya penolakan dari KPAI, beberapa anggota DPR RI, hingga beberapa praktisi dan pengamat dunia pendidikan.
Tetapi apa yang dilakukan Teh Oneng?, ia justru mengunjungi proses pendidikan siswa bermasalah di barak militer di Purwakarta, kabupaten pertama menerapkan kebijakan KDM.
Teh Oneng berdialog langsung dengan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein) di barak militer.
Setelah berdialog dan memantau langsung kegiatan pendidikan militer, Teh Oneng menyimpulkan jika kebijakan KDM untuk mengaatasi siswa bermasalah ini tidak seperti (seseram) apa yang dibayangkan publik selama ini.
Yaitu dimana di barak militer, siswa belajar hal yang sama seperti di sekolah. Namun ditambahkan dengan pendidikan karakter dan kedisiplinan yang dikomandoi langsung unsur TNI.
“Bukan dengan pendidikan militer seperti yang orang praduga. Tetapi di sini dititipkan orang tuanya, pendampingan penuh dari psikolog, satu guru BK mendampingi 3 anak, ada juga guru yang datang karena ini anak SMP,” kata Teh Oneng.***