Sabtu, Oktober 11, 2025
spot_img

Realisasi Pajak Jeblok, Warga Rame-rame Aksi Sindir Transfer Duit Receh ke Kas Daerah Pemkab Bekasi

BEKASI – Warga dan aktivis menggelar aksi mentransfer uang ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) Kabupaten Bekasi, Kamis (2/10). Aksi ini sebagai bentuk sindiran terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Bekasi yang dinilai tidak optimal dalam mengelola pajak.

Dalam aksinya, sejumlah warga mengirimkan uang dengan nominal kecil atau recehan, mulai dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Bukti transfer tersebut kemudian disebarkan di media sosial dan grup WhatsApp, lengkap dengan pesan bernada sindiran.

“Bantu-bantu saja ya,” tulis salah satu warga. “Naikkan PAD,” kata lainnya.

Minimnya optimalisasi pendapatan dinilai berimbas pada tersendatnya belanja pembangunan. Jika kondisi ini terus berlanjut, program unggulan Bekasi Bangkit Maju Sejahtera dikhawatirkan hanya sebatas jargon.

Sebagaimana diketahui, realisasi pajak daerah di Kabupaten Bekasi jeblok karena capaiannya masih di bawah target minimal. Data Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) per 30 September 2025 mencatat realisasi pajak daerah baru 68 persen dari target Rp3,679 triliun. Padahal, capaian minimal pada triwulan ketiga seharusnya sudah 75 persen.

Berita Lainnya  Istri Gus Dur Minta Delpedro Dibebaskan, Polda Metro : Penahanan Masih Berlanjut

Dari seluruh sektor, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tetap menjadi primadona dengan realisasi Rp728 miliar dari target Rp825 miliar atau 96 persen.

Sektor lain, seperti Pajak Makanan dan Minuman (restoran) tercapai Rp195 miliar dari target Rp235 miliar atau sekitar 83 persen, sedangkan pajak kesenian dan hiburan mencapai Rp18 miliar dari target Rp21 miliar atau sekitar 88 persen.

Namun, masih banyak sektor yang jauh dari target. BPHTB baru tercapai Rp500 miliar dari target Rp1,2 triliun atau 45 persen, sementara pajak jasa perhotelan baru Rp25 miliar dari target Rp55 miliar atau 49 persen.

Seorang warga, Muhardi (52), mengungkapkan aksi transfer receh itu merupakan bentuk kritik untuk menyemangati pejabat dan pegawai pemerintah agar lebih maksimal menjalankan tugas negara.

Berita Lainnya  Dedi Mulyadi Ancam Pajang Foto ASN Malas di Medsos

Pria yang akrab disapa Adi ini mengaku miris dengan kondisi keuangan daerah.

“Kami memahami, dengan kekurangan itu pemerintah daerah memang sedang kekurangan uang. Sebagai masyarakat yang cinta daerahnya, kami berusaha membantu. Tapi kemampuan kami terbatas, jadi sekadarnya,” ucapnya.

Adi berharap aksi ini bisa menyadarkan pemerintah maupun DPRD mengenai kondisi keuangan daerah, sekaligus mendorong mereka mencari solusi dan menggali potensi pajak yang ada.

“Karena kebutuhan daerah banyak. Apalagi harus ada anggaran untuk tunjangan rumah para anggota dewan. Jadi kami ingin berkontribusi, membiayai kebutuhan tunjangan pejabat itu,” katanya.

Sementara, Ketua Mahasiswa dan Pemuda (Mahamuda) Bekasi, Imam Saparudin, menambahkan pihaknya pernah melakukan aksi damai terkait persoalan tunjangan pejabat dan peningkatan pendapatan daerah. Namun, tak ada solusi sampai sekarang.

Berita Lainnya  Kontroversi Donasi Rp 1.000 per Hari, Pernyataan KDM Berbeda dengan Surat Edaran Pemprov Jabar

“Kami gerah dengan kondisi keuangan daerah. Tapi dari situasi ini, tidak ada pihak yang benar-benar mencari solusi. Banyak yang hanya bisa mempermasalahkan tanpa memberi jalan keluar, padahal itu bisa menjadi program kerja,” jelasnya

Sementara itu, Pelaksana Tugas (MBG) Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bekasi, Gatot Purnomo, menilai aksi warga tersebut merupakan bentuk ekspresi publik. Namun, dari sisi aturan, uang yang ditransfer tidak memiliki dasar hukum untuk digunakan.

“Pada prinsipnya, setiap keuangan yang masuk ke negara tanpa dasar hukum tidak dapat digunakan untuk kepentingan negara. Jadi harus ada landasan hukumnya,” ujarnya. (and)

Artikel ini telah tayang di RadarBekasi.id : https://radarbekasi.id/2025/10/03/transfer-recehan-sindir-realisasi-pajak-daerah-kabupaten-bekasi-jeblok/

Catatan Redaksi: Artikel ini ditayangkan secara otomatis. Validitas dan isi sepenuhnya tanggung jawab redaksi opiniplus.com dan dapat mengalami pembaruan..
Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Ustadz Yusuf Mansur Kembali Bikin Heboh, Kali ini Soal Rp 20 Juta Jasa Doa Alfatihah Khusus

USTADZ Yusuf Mansur kembali menuai kontroversi dan membuat heboh publik. Kali ini jasa kirim doa saat live di media sosialnya yang mendadak viral. Tampak dia...

DPR RI Bantah Ada Kenaikan Dana Reses

JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Saan Mustopa membantah kabar kenaikan dana reses anggota DPR RI periode 2024-2029. Dia memastikan tidak ada kenaikan. "Sudah saya...

Soal Sapoe Sarebu, Bupati Karawang : Tidak Perlu Khawatir, karena Tidak Wajib

KARAWANG – Surat edaran mengenai kebijakan donasi Rp1.000 perhari sudah diluncurkan oleh  Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran nomor 149/PMD.03.04/KESRA...

Wabup Maslani Mau Persoalkan Tudingan Aktivis, Pengamat : “Emang Berani?”

KARAWANG - Pernyataan aktivis Tatang Suryadi atau Tatang Obet di Podcast TitikTemu yang menyinggung soal dugaan cawe-cawe Wakil Bupati Karawang, H. Maslani di Unit...

Dorong Dedi Mulyadi, Akun Instagram Menko Airlangga Diserbu Netizen

KARAWANG - Tengah viral terkait potongan video yang memperlihatkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi didorong oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto. Kabarnya, potongan video viral didorongnya...

Peristiwa

Terungkap! Jasad Wanita Tanpa Busana di Sungai Citarum Karawang Adalah Pegawai Minimarket

KARAWANG - Warga digegerkan penemuan jasad perempuan tanpa busana di aliran Sungai Citarum, Dusun Munjul Kaler RT 30/05, Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, pada Selasa (7/10/2025) sekitar pukul 06.00...

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI