Senin, September 8, 2025
spot_img

Ironi! Saat Masyarakat Sedang Menjerit, Bantuan Keuangan Parpol Malah Naik

KARAWANG – Direktur Ghazali Center Research and Consulting, Lili Ghazali mengkritik kebijakan kenaikan bantuan keuangan partai politik (parpol) di Kabupaten Karawang.

Diketahui, dana bantuan keuangan parpol di Karawang mengalami kenaikan. Yaitu dari Rp 3.500/suara menjadi Rp 5.000/suara dengan total bantuan keuangan Rp 6,23 miliar untuk 8 parpol yang memiliki kursi di DPRD Karawang.

Ghazali Center menilai Pemkab Karawang melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) telah kehilangan empati terhadap kondisi rakyatnya.

Berita Lainnya  Polisi Gerebek Rumah Judol di Karawang, 6 Tersangka Diamankan

Ketika masyarakat Karawang sedang menjerit menghadapi kesulitan hidup, pemerintah daerah justru sibuk menggelontorkan dana miliaran rupiah untuk partai politik.

“Sungguh ironi, ketika rakyat butuh sentuhan kebijakan yang berpihak, mereka malah disuguhi kenyataan bahwa kepentingan politik lebih utama daripada kepentingan publik,” tutur Lili Ghazali, Senin (8/9/2025).

Lili menegaskan, dana publik yang bersumber dari APBD tidak boleh sekadar menjadi bancakan politik. Sesuai dengan Pasal 5 ayat (1) PP No. 1 Tahun 2018, jelas diatur bahwa: Bantuan keuangan Partai Politik digunakan untuk pendidikan politik bagi anggota Partai Politik dan masyarakat, serta untuk operasional sekretariat Partai Politik.

Berita Lainnya  Korupsi Kuota Haji, KPK Sita Uang Rp 26,26 Miliar, Kendaraan hingga Bidang Tanah

“Karena itu, audit menyeluruh wajib dilakukan. Setiap rupiah yang keluar harus dipertanggungjawabkan. Jangan sampai dana rakyat yang seharusnya untuk mencerdaskan kehidupan politik masyarakat justru berhenti di meja elite partai,” ujarnya.

Lili menambahkan, kondisi ironi ini diperparah dengan kebijakan dana hibah untuk Organisasi Kepemudaan (OKP) dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang dihapuskan pemkan di tahun anggaran 2025.

“Ini sangat menyedihkan. Pemerintah seharusnya mampu merumuskan format kebijakan yang adil dan berpihak. Jangan hanya partai politik yang diberi anggaran besar, sementara organisasi-organisasi yang nyata hadir di tengah masyarakat malah diabaikan. Kalau seperti ini, wajar bila rakyat merasa ditinggalkan oleh pemimpinnya,” pungkasnya.***

Bagikan Artikel>>

Berita Lainnya

#Tag Populer

Top News

Didesak Bentuk Tim Investigasi Independen Kasus Ojol Affan, Prabowo : “Saya Kira itu Masuk Akal”

JAKARTA - Presiden RI Prabowo Subianto mengaku sudah memelajari tuntutan rakyat 17+8 yang dirangkum sejumlah pihak dari gelombang demonstrasi akhir Agustus lalu hingga awal September ini. Menurutnya...

Kesadisan Alvi Maulana, Mutilasi Pacar hingga Jadi Ratusan Bagian

MOJOKERTO - Alvi Maulana (24) tega menghabisi nyawa pacarnya TAS (25) lalu memutilasi tubuh korban hingga ratusan potong. Sebagian potongan tubuh korban dibuang di Mojokerto, dan disimpan di...

Polisi Karawang Naik Pangkat Setelah Tempurung Kepalanya Pecah Saat Amankan Demo

BANDUNG - Sandy Tatiady Koswara mengalami pecah tempurung kepala dalam aksi demonstrasi yang berakhir rusuh di Kabupaten Kabupaten Karawang, 29 Agustus 2025 lalu. Tempurung kepala...

Purbaya Yudhi Gantikan Menteri Keuangan Sri Mulyani

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menunjuk Purbaya Yudhi Sadewa menjadi Menteri Keuangan, menggantikan Sri Mulyani. Hal itu sesuai Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 2025. "Mengangkat Purbaya Yudhi...

Wali Kota Bekasi Tegur Pejabat Rayakan Ultah di Hotel dan Diposting di Medsos

KOTA BEKASI - Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menegaskan larangan bagi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk memamerkan gaya hidup mewah atau...

Peristiwa

CAPTURE

Berita Pilihan

Pemerintahan

Kriminal

Pendidikan

- Advertisement -spot_img

INDEKS

HUKUM

KONTROVERSI