Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein) terlihat marah saat melihat kondisi banjir di Perum Bumi Vila Jatiluhur.
Pasalnya, karena banjir diperumahan ini disebabkan aliran sungai yang ‘dipendet’ atau diperkecil untuk kepentingan bangunan perumahan.
“Perumahan tidak boleh ganggu walungan (sungwi) yang sudah ada sejak dulu, begitu diganggu pasti banjir,” tutur Om Zein, saat berdialog dengan warga perumahan.
Sambil menunjuk ke atas, Om Zein menegaskan bahwa posisi sungai lebih tinggi dari perumahan, terlebih tidak ada pepohonan.
Sehingga begitu air turun ke bawah, maka akan banjir ketika salurannya diperkecil.
“Lamun ieu na dipendet, rek kamana lumpat cair (kalau sungainya diperkecil, mau kemana larinya aliran sungai),” tegas Om Zein dengan nada bicara yang mulai naik.
Di hadapan Om Zein, warga juga bercerita bahwa sebenarnya sudah menghubungi pihak depelover perumahan untuk minta pengerukan.
Tetapi pihak depelover mengaku sudah tidak memiliki uang, meskin hanya untuk sekedar menyewa beko.
“Naha kunaon jadi nyieun perumahan (terus kenapa harus membangun perumahan jika tidak ada modal,” saut Om Zein dengan nada kesal.
Mendengar cerita miris warga ini, Om Zein terdiam dan terlihat menghela nafas. Kemudian mengusap matanya (mewek).
Warga juga bercerita, sebagian warga yang masih memiliki anak kecil terpaksa pindah sementara saat banjir tiba. Ketika banjir surut, warga kembali lagi ke perumahan. Dan begitu pun seterusnya ketika musim hujan turun.
“Ieu kudu dibalikeun deui, walungan na kudu dibalikeun deui (ini harus dikembalikan lagi, kondisi sungainya harus dikembalikan seperti semula,” tegas Om Zein.
Om Zein menegaskan, bahwa sungai adalah tempat mengalirnya air yang tidak boleh diganggu, apalagi untuk kepentingan pembangunan perumahan.
“Walungan tempat lewat cair dicicingan ku jelema (perumahan), ya neumbrag atuh. Meuni tega ieu jelama,” kata Om Zein.
“Terus kumaha ayeuna pak (terus sekarang gimana pak),” tanya warga.
Kepada warga, Om Zein menegaskan siap menurunkan beko, dengan catatan semua warga melakukan tanda tangan untuk permintaan/permohonan agar kondisi sungai dikeruk dikembalikan ke seperti semula.
Sebab ditegaskan Om Zein, setiap tahun perumahan ini akan banjir, ketika kondisi aliran sungainya tidak dikembakikan ke seperti semula.
“Moal bener moal, percaya ka sim kuring (gak bakalan beres kalau sungai tidak dikembalikan ke seperti semula, percaya sama saya),” kata Om Zein.
Warga juga bercerita, beberapa perumahan warga di bagian belakang, kondisi lantainya keluar air sungai.
“Rek kumaha coba ieu walungan ngan sagede kieu, kuat nemen-nemen teuing ngala duit teh (Mau gimana coba ukuran sungai seperti ini/kecul, terlalu itu depelover nyari duit),” sindir Om Zein yang ditujukan kepada pihak depelover perumahan.***