BANDUNG – Ratusan siswa-siswi dari berbagai tingkat pendidikan meramaikan Festival Permainan Rakyat Jawa Barat. Kegiatan yang diadakan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat melalui UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat ini diselenggarakan di Teater Tertutup Taman Budaya, Kota Bandung, 25-26 Juni 2025.
Festival dibuka secara resmi oleh Kadisparbud Jabar Iendra Sofyan. Menurutnya kegiatan ini menjadi salah satu langkah strategis dalam upaya pemajuan kebudayaan daerah.
“Permainan rakyat tidak hanya dijadikan perlombaan atau festival saja, tapi juga harus bisa menjadi atraksi seni yang dapat dibawakan dalam sebuah karya. Semoga setelah ini, permainan rakyat dapat dipraktekkan anak-anak di sekolah dan lingkungannya masing-masing sebagai salah satu jalan untuk melestarikan budaya daerah yang kita miliki,” kata Iendra.
Tema kegiatan ini adalah ‘Masyarakat Jawa Barat Istimewa, Mengenal dan Mencintai Budayanya’. Pada hari pertama, sebanyak 12 kabupaten/kota tampil secara bergantian membawakan atraksi permainan rakyat yang dikolaborasikan dengan seni kreasi pertunjukan.
Dihari kedua ada 15 kabupaten/kota yang dijadwalkan beraksi di atas panggung. Nantinya delapan peserta terbaik akan dipilih untuk mendapatkan penghargaan apresiasi.
Selain siswa-siswi, festival juga menarik perhatian masyarakat umum. Bahkan sejumlah WNA turut hadir menyaksikan langsung beragam permainan rakyat seperti oray-orayan, perepet jengkol, engkle, serta luncat tali.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Kementerian Kebudayaan RI Retno Raswaty menyatakan bahwa kegiatan ini menjadi momen luar biasa. Dan sangat membantu dalam menyebarluaskan bagaimana permainan tradisional khususnya yang ada di Jawa Barat.
“Saya pikir ini bisa menjadi contoh untuk provinsi lain. Bicara permainan tradisional, ini menjadi salah satu objek pemajuan kebudayaan,” kata Retno.
“Saya berharap dukungan bapak ibu guru dan orang tua siswa untuk turut serta melestarikan permainan tradisional ini agar tetap menjadi bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari. Kami harap ini tidak hanya selesai di acara festival-festival. Tapi berlanjut dalam keseharian,” imbuhnya.
Selain anak-anak, beberapa penonton dewasa juga sangat menikmati jalannya kegiatan. Mereka mengaku bernostalgia mengingat beberapa permainan tradisional yang pernah dilakukan sewaktu kecil.
Sumber : jabarprov.go.id