MENGAKHIRI akhir tahun 2024 dan mengawali awal tahun 2025, banyak fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Khususnya di era digital, fenomema ‘throning’ sedang viral di kalangan Gen Z yang acap kali membangun pergaulan lewat media sosial.
Secara harfiah ‘thron’ berarti tahta atau kekuasaan. Sehingga ‘throning’ dapat diartikan sebagai perilaku mencari pasangan dengan status sosial lebih tinggi atau pengaruh besar untuk meningkatkan citra diri.
‘Throning’ dipengaruhi oleh tekanan sosial dan ekonomi, khususnya bagi mereka kalangan Gen Z yang sering memamerkan status pribadi di media sosial.
Dalam menjalin hubungan atau mencari pasangan, throning berorientasi pada status sosial, ketimbang membangun koneksi emosional.
Sehingga sebagian besar kasuistik, pendekatan sosial dengan cara ini hanya melahirkan kebahagiaan semu dan berdampak buruk pada kesehatan mental.
Throning bukan hanya sekedar fenomena sosial biasa. Karena fenomena ini dapat mengubah cara pandang orang di dalam memandang hubungan di era modern atau digital.
Dan fenomena ini muncul karena tekanan media sosial, sehingga validitas sosial dan harga diri dianggap penting untuk dipamerkan di dalam membangun pergaulan di media sosial.
Pada dasarnya ‘throning’ hampir mirip dengan matre atau ‘gold digger’. Tetapi cakupan throning lebih luas dengan orientasi kekuasaan, popularitas, dan pengaruh, bukan hanya sekedar materi.
Meski terlihat mewah, throning memiliki sisi gelap tersendiri. Yaitu dimana fenomena ini dapat mengakibatkan stres, kecemasan sosial atau gangguan mental lainnya.
Karena throning menuntut seseorang untuk selalu tampil populer dan berkuasa di dalam mendapatkan validitas sosial dari orang lain.
Sisi negatif lainnya, throning sulit menciptakan huhungan yang autentik. Karena throning selalu menjalin hubungan yang didasarkan pada status sosial, sehingga sulit untuk menciptakan koneksi emosional yang tulus.
Cara Menghindari Dampak Negatif Throning
Pertama, tentu saja seseorang harus memandang jika prioritas membangun hubungan itu harus didasarkan pada rasa hormat dan nilai bersama, serta membangun koneksi emosional.
Berhenti menilai orang hanya dari sisi materi. Dan fokuslah mencari pasangan yang jujur dan selalu mendukung anda didalam menjadi pribadi yang sempurna.
Kedua, mengedukasi kepribadian adalah salah satu cara menghindari dampak negatif throning. Doktrin-lah diri anda sendiri bahwa membangun hubungan yang baik itu adalah hubungan yang jujur, saling menghormati dan saling mendukung.
Ketiga, ciptakanlah lingkungan yang sehat. Karena dikelilingi keluarga, saudara, sahabat atau orang-orang yang positif lainnya dapat meneguhkan pendirian anda di dalam validasi sosial.
Pertahankan perspektif yang sehat dalam membangun hubungan. Sekali lagi ingat, jangan hanya sekedar menilai seseorang dari sisi materi saja!.
Semoga bermanfaat!
Penulis
Dr. Anwar Hidayat, SH,. MH.
Akademisi/Anggota DPRD Karawang