Warga Ingin Pariwisata Monumen Rawagede Maju, Dea Eka Tawarkan Solusi ini

Saat agenda Reses II di Monumen Perjuangan Rawagede, Desa Balongsari Kecamatan Rawamerta Kabupaten Karawang, Anggota DPRD Jawa Barat, Dea Eka Rizaldi, SH mendengarkan keluhan warga mengenai kondisi sepinya wisata Monumen Rawagede.
Mendengar aspirasi warga ini, Dea Eka menantang balik warga Balongsari untuk kesiapan memajukan wisata Monumen Rawagede agar lebih maju, banyak dikunjungi wisatawan untuk meningkatkan taraf pendapatan perekonomian warga.
Dea Eka berharap wisata Monumen Rawagede seperti tempat-tempat wisata di Kabupaten Garut. Yaitu dimana wisatawan tidak hanya tertarik kepada tempat yang dikunjungi. Melainkan tertarik kepada adat istiadat, budaya dan kebiasaan warganya.
“Jadi saya tanya balik, kebiasaan-kebiasaan nenek moyang atau orang tua Rawagede zaman dulu masih diterapkan gak sampai hari ini. Misal ngejo dina hawu, permainan anak-anak seperti maen kaleci, panggal, egrang atau jenis permainan tradisional lainnya masih ada gak di Rawagede,” tanya Deka Eka, kepada warga yang hadir dalam reses.
“Karena yang menarik bagi wisatawan bukan hanya sekedar tempat wisatanya. Tapi kebiasaan, budaya dan adat istiadat warganya. Hal inilah yang kemudian membuat pariwisata di Garut maju,” terangnya, Selasa (11/3/2025).
Faktor kedua, sambung Dea Eka, adalah sumber daya manusia, yaitu kemampuan atau skill warga. Minimal warga Rawagede sedikit-sedikit bisa berbahasa inggris. Karena wisata sejarah seperti Monumen Rawagede lebih menarik bagi wisatawan luar, ketimbang wisatawan lokal.
Maka, jika kedua hal ini sudah siap dilakukan warga Rawagede, maka Dea Eka akan mendorong program pengembangan wisatanya ke Pemprov Jabar. Karena pengembangan wisata ini juga sesuai dengan program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
“Untuk pengembangan wisata, contoh Kang Dedi Mulyadi mau buat kampung buhun di kaki-kaki gunung di wilayah Jawa Barat. Membangun rumah-rumah adat untuk pengunjung wisata. Yaitu dimana satu rumah ada empat kamar, dua kamar diisi warga sekitar dan dua kamar untuk wisatawan,”
“Kemudian warga dan anak-anak juga akan diberikan pelatihan. Yaitu dari mulai tata cara penyambutan wisatawan sampai belajar bahasa asing,”
“Bapak ibu siap teu? Kalau siap, saya sampaikan ke pak gubernur untuk dibuat program serupa demi pengembangan wisata Monumen Rawagede. Mungkin kalau di sini bahasanya bukan dibangun kampung buhun, tapi dibangun rumah adat, rumah wisatawan atau sejenisnya. Dan nanti bapak ibu juga harus siap ikut pelatihan-pelatihan,” tandas Dea Eka.
Terpantau, agenda reses II politisi Partai Gerindra di Monumen Rawagede ini juga dihadiri unsur Muspika Rawamerta, Pjs Kepala Desa Balongsari Cecep Zarkasih,
Kepala Yayasan Rawagede Sunarto, serta warga Balongsari.
Diketahui bahwa Monumen Perjuangan Rawagede ini merupakan monumen sejarah berupa tuku dan makan para korban pembantaian warga Rawagede oleh Penjajah Belanda.***