Reses Dea Eka di Sekarwangi, Petani : “Sawah Beak ku Beurit”

0
IMG-20250310-WA0081

Reses II Tahun Sidang 2024-2025, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Dea Eka Rizaldi SH digelar di Desa Sekarwangi Kecamatan Rawamerta – Karawang, Senin (10/3/2025).

Lewat reses, politisi Partai Gerindra ini mendengarkan keluhan pertani yang lahan pertaniannya habis oleh hama tikus.

Padahal pertanian merupakan sumber mata pencaharian mayoritas masyarakat Sekarwangi.

“Sawah beak ku beurit (lahan pertanian habis sama hama tikus,” teriak salah seorang petani.

Mendengarkan aspirasi ini, Dea Eka menegaskan harus ada regulasi khusus yang dibuat pemda untuk mengatur masa tanam dan panen pertanian di Karawang.

Berita Lainnya  Korban Arisan Online Bekasi Buka Sayembara, Imbalan Rp 30 Juta Jika Temukan Pelaku

Pasalnya hama tikus kebanyakan muncul karena persoalan masa musim tanam dan panen petani yang berbeda-beda.

Termasuk hama sundep, Dea Eka menegaskan bahwa para petani harus mulai beralih ke pupuk organik. Pasalnya hama sundep muncul karena faktor penggunaan pupuk kimia yang tidak tepat dan berlebihan.

Terlebih dalam jangka panjang, pupuk kimia juga merusak tingkat keasaman lahan pertanian.

“Hama sundep juga karena kebanyakan pupuk kimia, yang tadinya lahan cukup ditraktor sekali harus jadi dua kali. Soluinya ya petani harus kembali ke pupuk organik,” tuturnya.

Berita Lainnya  Soroti Infrastruktur, HMI Ancam Demo Dinas PUPR Karawang

Dijelaskan Dea Eka, dalam jangka waktu satu dua tahun, penggunaan pupuk kimia memang terlihat aman. Tetapi dalam jangka lima tahun ke depan, dapat merusak kesuburan tanah dan hasil panen menjadi jelek dan sedikit.

“Yang tadinya petani bisa panen 6 – 7 ton per hektar, ini malah cuma dapet 1 – 3 ton ya,” kata Dea Eka, saat penyampaian reses.

Ketua Pemuda Tani HKTI Jawa Barat ini juga menyampaikan, sebenarnya uji coba penggunaan pupuk organik sudah dilakukan Pemprov Jabar. Yaitu di atas 400 hektar lahan pertanian milik/aset pemprov di Cianjur, dalam satu hektar ada yang bisa menghasilkan 12 ton.

Berita Lainnya  Perusahaan Harus Prioritaskan Serap Tenaga Kerja Lokal

“Waduh, bisa kabayar hutang,” celetuk para petani/warga yang hadir dalam reses.

“Tapi peralihan penggunaan pupuk kimia ke pupuk organik memang harus pelan-pelan. Karena kalau diibaratkan manusia, ya lahan/tanah sawah juga bisa kaget. Jadi harus pelan-pelan dan konsisten,” katanya.

“Ya sekarang dari pada pakai pupuk kimia terus yang bisa merusak kesuburan tanah dan ekosistem, mending kita pelan-pelan dan konsisten kembali ke pupuk organik,” tandasnya.***

Bagikan Artikel>>

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *