Saat intensitas hujan tinggi, maka otomatis Sungai Citarum akan meluap. Sehingga lagi-lagi Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang – Jawa Barat dikepung banjir.
Banjir di Desa Karangligar sering disebut ‘banjir abadi’, karena setiap curah hujan tinggi wilayah desa ini akan dikepung luapan air pertemuan antara Sungai Citarum dengan Sungai Cibe’et.
Dihari ketiga banjir di Karangligar pada Minggu (2/3/2025), BPBD Karawang mencatat warga Karangligar yang mengungsi ada 1.265 jiwa dari 426 kepala keluarga, balita dan bayi mencapai 62 jiwa.
Dari hari kesatu dan kedua banjir, warga mencoba tetap bertahan di rumahnya masing-masing.
Namun ketika ketinggian air sudah mencapai 180 cm, akhirnya warta terpaksa mengungsi.
Banjir di Karangligar kali ini menyisakan cerita pilu, karena bertepatan dengan momentum bulan suci ramadhan.
Yaitu dimana warga Karangligar terpaksa menjalankan ibadah puasa di tempat pengungsian.
Dari 6 bangunan tempat ibadah di desa ini, hanya tinggal 1 masjid yang bisa digunakan untuk shalat tarawih. Sementara sisanya terendam banjir.
Bahkan untuk pergi ke masjid, warga harus menggunakan perahu karet.
Dikepung banjir saat bulan suci ramadhan, lantunan sholawat anak-anak di satu masjid Karangligar ini membuat setiap orang yang mendengarnya terenyuh.***