Menanggapi tawaran dari Presiden Prabowo soal tawaran ‘Koalisi Permanen’ di Kabinet Merah Putih, PDI Perjuangan masih enggan mengomentari hal itu.
Jubir PDIP Guntur Romli menyebut partainya tidak memiliki hak. “Kami tidak ada hak untuk komentar,” kata Guntur kepada wartawan, Jumat (14/1/2025).
Dia mengatakan, PDIP belum menentukan sikap politik ke depan. Dia menyebut sikap politik PDIP di masa depan akan ditentukan lewat kongres.
“Kalau kami sendiri, masih menunggu kongres untuk menentukan sikap politik ke depan,” ujarnya.
Sementara, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menanggapi keinginan Presiden Prabowo Subianto membentuk koalisi. Paloh menyebut usulan itu masih perlu dikaji.
“Satu lemparan usulan yang perlu untuk dikaji ya, saya pikir itu amat memungkinkan,” kata Paloh menjawab pertanyaan wartawan setelah menghadiri HUT Partai Gerindra di SICC, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/2).
Ditanya lebih lanjut pandangannya tentang usulan itu, Paloh menjawab diplomatis. Namun dia melempar pertanyaan tentang berapa lama waktu dari arti ‘permanen’ yang dimaksud Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Paloh mengaku perihal itu akan dibahas dalam tim khusus di partainya untuk dikaji lebih lanjut.
“Kita akan bawa kepada tim khusus untuk melakukan pengkajian yang terbaik. Tetapi pada dasarnya itu hal-hal yang baik itu,” ucap Paloh.
“Kalau bisa permanen baik, tapi permanen sampai berapa waktu, kan pasti ada batas waktu ya. Apakah dua kali pemilu? Tiga kali pemilu? Empat kali pemilu? Lima kali pemilu dan sebagainya ya,” tuturnya.
Diketahui, Prabowo kembali dipercaya Gerindra untuk kembali maju di Pilpres 2029. Hal itu berdasarkan keputusan di kongres Gerindra Jumat (14/2) lalu.***